Sistem komputer Gedung Putih dilanggar oleh Hacker pada 2014 lalu ternyata mengakibatkan hacker bisa mengakses beberapa email Presiden AS Barack Obama.
Gedung Putih menolak untuk mengidentifikasi kewarganegaraan dari hacker, namun, New York Times melaporkan pada Sabtu 25 April 2015 mengutip beberapa sumber yang akrab dengan penyelidikan menyatakan bahwa “semua tanda menunjuk ke Rusia.”
Para hacker tidak masuk ke server, tetapi hanya memperoleh akses ke beberapa arsip email dari orang dalam Gedung Putih yang telah berkomunikasi dengan Obama. Account email presiden sendiri tampaknya tidak sampai di-hack, menurut New York Times.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Bernadette Meehan, menolak untuk memberikan komentar atas penyelidikan untuk publikasi. New York Times juga tidak menerima penjelasan dari Gedung Putih tentang penanganan masalah ini termasuk jumlah email Obama dikuasasi hacker.
Menurut New York Times, para hacker juga masuk ke sistem komputer unclassified Departemen Luar Negeri AS. Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengklaim bahwa hacker Rusia bertanggung jawab untuk serangan cyber pada jaringan Departemen Pertahanan AS.
Pada bulan Februari, Direktur Intelijen Nasional US James Clapper mengatakan bahwa Rusia, China, Iran dan Korea Utara mewakili ancaman utama cybersecurity. Kegiatan kriminal online secara luas diperkirakan menelan merugikan AS hingga US$ 100 milia per tahun, tertinggi dibanding negara lain, menurut sebuah laporan Pusat Studi Strategis dan Internasional 2014.
Comments are closed