Amerika Serikat tidak memiliki angka yang tepat dan tidak dapat mengkonfirmasi jumlah unit militer Rusia dilaporkan ditempatkan di timur Ukraina, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf mengatakan pada konferensi pers.
“Ini benar-benar sulit untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang jumlah pasukan Rusia secara khusus, tetapi kita tahu ada kehadiran Rusia yang besar,” kata Harf, sebagaimana dikutip Sputnik Jumat 24 April 2015.
Harf mengaku kesulitan memetakan kekuatan militer Rusia karena Moskow sengaja menyamarkan keterlibatannya di wilayah tersebut.

Pada hari Rabu 23 April 2015, Departemen Luar Negeri AS menuduh Rusia melanggar perjanjian Minsk dengan mengirimkan senjata dan pasukan dan melakukan latihan bersama dengan pro-Rusia “separatis” di Ukraina timur.
Pekan lalu, Angkatan Darat AS mengumumkan bahwa sekitar 300 pasukan payung AS tiba di kota Ukraina barat Yavoriv untuk melatih pasukan Ukraina, dimana Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan adalah pelanggaran dari perjanjian Minsk.
Pada hari Kamis, Menteri Pertahanan Rusia menyatakan keprihatinan atas pelatihan Ukraina Garda Nasional AS instruktur militer di sepanjang garis pemisah antara pasukan Kiev dipimpin dan milisi bersenjata di timur Ukraina.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan pernyataan pada hari Jumat kembali iterasi bahwa kedatangan pasukan AS bisa sinyal langkah pertama menuju memasok Ukraina dengan senjata canggih, dan dukungan dari elang perang Ukraina dapat menyebabkan pertumpahan darah baru.
Kiev berencana untuk menggelar tiga latihan bersama dengan pasukan AS. Selain Fearless Wali 2015, yang berlangsung di Yavoriv dan direncanakan berlangsung selama enam bulan lagi, Ukraina dan tentara AS akan memiliki latihan bersama dijuluki Sea Breeze 2015 dan Saber Guardian/Rapid Trident 2015.
Konflik bersenjata di Ukraina dimulai pada April 2014 ketika Kiev melancarkan operasi militer terhadap pendukung kemerdekaan di tenggara negara itu. Hubungan antara Barat dan Rusia memburuk di tengah krisis Ukraina sebagai negara-negara Barat menuduh Rusia mencampuri urusan dalam negeri Ukraina. Moskow telah berulang kali membantah tuduhan tersebut.