
Swiss sangat membutuhkan untuk mengganti armada tua F-5, dengan sepertiga dari armada harus pensiun dini karena retak di pesawat. Sebuah upaya untuk mencari pengganti baru yang akan diluncurkan pada tahun 2017.
Berbicara pada 20 April ke di televise RTS, Menteri Pertahanan Ueli Maurer mengatakan bahwa retak di 16 dari 32 F-5ES yang diservis (10 di antaranya akan pensiun dan 6 diperbaiki dan kembali ke layanan) ditambah dengan jumlah yang relatif kecil dari Boeing F / A-18 Hornets dalam pelayanan telah menjadikan angkatan udara dalam posisi ‘kritis’. Setelah pensiun dan perbaikan yang lengkap, negara hanya akan memiliki jet tempur garis depan dengan 22 F-5E dan 32 F / A-18C / D.
Keadaan ini diperburuk oleh keputusan Swiss pada Mei 2014 untuk menolak kesepakatan untuk pengadaan 22 Saab Gripen E untuk menggantikan F-5 dan menambah F / A-18. Dalam proposal itu, Angkatan Udara Swiss sebenarnya akan menerima sejumlah pejuang Gripen C / D pada tahun 2016 dan Gripen E pada awal 2018. F-5 itu harus dihapus dari layanan tahun 2016, dengan pengiriman dari Gripen E berjalan sampai 2021.
Untuk mengatasi defisit kronis yang menganggu dalam kemampiuan udara Swiss, Maurer mengatakan bahwa akan memulai proses evaluasi untuk mencari jet tempur baru pada tahun 2017. Menurut pemerintah, proses baru harus mencakup dua dari tiga kandidat terpilih dari upaya sebelumnya; yaitu Gripen E dan Dassault Rafale (Eurofighter Typhoon tidak lagi dianggap sebagai ‘favorit’, kata laporan RTS). Ia menambahkan bahwa ‘sebuah pesawat AS, kemungkinan besar Boeing F / A-18E / F Super Hornet, juga harus disertakan.
Pengadaan jet tempur Swiss memang panjang dan berlarut-larut. Bahkan seorang pejabat industri kepada IHS Jane menyebut telah mirip dengan rollercoaster.
Ketika program pengganti F-5 diluncurkan pada tahun 2007, Saab telah menyampaikan Gripen C / D, Boeing menawarkan F- / A-18E / F Super Hornet, Dassault dengan Rafale, dan Eurofighter mengajukan Typhoon. Kurang dari satu tahun kemudian pada tahun 2008, Boeing keluar dari kompetisi karena ada perbedaan antara syarat kebutuhan dan kemampuan Super Hornet.
Kompetisi terhenti pada tahun 2010, namun dibangkitkan pada pertengahan 2011 setelah lobi-lobi intensif oleh industri Swiss, dengan Saab yang kemudian menawarkan Gripen NG. Belakangan, Gripen NG (kemudian menjadi Gripen E) terpilih, tetapi kesepakatan batal dalam referendum. Keputusan ini efektif mengirimkan angkatan udara kembali ke titik awal dalam upaya untuk menggantikan F-5