Gripen Curi Langkah Isi Kursi  Rafale India

Gripen Curi Langkah Isi Kursi  Rafale India

gripen-ng-6

Perdana Menteri Narendra Modi telah membeli dari Prancis 36 jet tempur Rafale, yang dibangun oleh Dassault Aviation, untuk memenuhi total kebutuhan 126 jet tempur Angkatan Udara India. Sejak itu berbagai spekulasi tentang vendor lain yang akan mengisi kekurangan terus bermunculan.

Dalam wawancara dengan Hindustan Times, menteri pertahanan Manohar Parrikar juga telah secara eksplisit menyatakan IAF sangat membutuhkan jet tempur ringan selain Rafale. Menurutnya jet tempur ringan akan diperlukan untuk mengisi misi yang terlalu berlebihan jika dijalankan oleh Rafale yang merupakan jet tempur kelas menengah.

“Mempersamakan jet tempur ringan, menengah itu ibarat skuter, mobil dan bus. Tentu  sia-sia untuk menggunakan sesuatu yang besar untuk melakukan hal  yang bisa dilakukan oleh yang kecil,” kata Parikarr kepada Hindustan Times.

Untuk waktu yang paling dekat India harus menggantikan MiG-21. Jet ini merupakan kendaraan tempur ringan yang tidak akan digantikan oleh Rafafle. “Rafale bukanlah pengganti untuk MiG-21. Tejas (Light Combat Aircraft) adalah pengganti untuk MiG-21. Atau, jika kita membangun beberapa jet lain yang setara dengan itu,” katanya.

Keinginan New Delhi ini langsung ditangkap perusahaan Swedia, Saab dan langsung mencuri langkah yang telah menawarkan JAS 39 Gripen E. Bahkan saat Parrikar menekankan pada kebutuhan untuk tempur ringan, menteri Maharashtra Devendra Fadnavis Rabu 15 April 2015 mengunjungi fasilitas Saab di Swedia, di mana Gripen NG dibangun. Dari sana ia tweeted foto dirinya dalam kokpit Gripen.

Para pejabat Saab, seperti dikutip Business Standard Minggu 19 April 2015  mengatakan bahkan sebelum kedatangan Fadnavis, Narendra Modi telah melakukan diskusi dengan Saab.

Seorang pejabat Saab kepada yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan “Jika kita didekati oleh pemerintah India, Saab akan senang untuk bermitra dengan Pemerintah, Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) atau perusahaan swasta India bukan hanya manufaktur jet tempur di India, tetapi dalam mengembangkan kemampuan nyata untuk membangun pesawat tempur bermesin tunggal untuk IAF. ”

Partai Aliansi Demokratik Nasional (NDA) yagn menjadi pemegang kekuasaan mengaku belum mendekati Saab langsung. Namun, pada 2012-2013, Lembaga pengembangan pertahanan India telah meminta bantuan Saab dalam co-mengembangkan dan manufaktur Tejas Mark II di India.

Pada tahun 2012, kepala DRDO VK Saraswat telah mengirimkan permintaan informasi kepada Saab diikuti pada bulan Januari 2013 dengan “Request for Proposal” mengundang Saab untuk bersama-sama mengaudit desain Tejas dengan DRDO.

Saab Gripen sejauh ini telah terbukti lebih populer di pasar internasional daripada Rafale. Sementara Rafale belum menemukan pembeli di luar negeri  selain Mesir dan India, Afrika Selatan, Ceko, Hungaria, Thailand dan Angkatan Udara Inggris telah memperoleh Gripen. Selain itu, angkatan udara Brasil, Polandia dan Slovakia telah menyatakan minatnya.