Jet-Jet Tempur Kembali Bersiap Bertempur di India

Jet-Jet Tempur Kembali Bersiap Bertempur di India

Lockheed Martin akan kembali ke India dengan F-16
Lockheed Martin akan kembali ke India dengan F-16

Produsen jet tempur mulai melirik peluang pasar multi-miliar dolar setelah India memutuskan hanya akan membeli 36 jet Rafale Prancis dar rencana semula 126 pesawat.
Swedia Saab (SAABb.ST) dan US Lockheed Martin (LMT.N) akan kembali ke India untuk menawarkan Gripen dan F-16 ke India untuk menutup kekurangan pembelian.
“Kami di sini dan kami siap,” kata seorang sumber yang dekat dengan Saab. Saab mengusulkan untuk mendirikan produksi Gripen di India bersama mitra lokal.

Czech Gripen squadron winners at NATO Tiger Meet

Lockheed Martin dengan F-16 juga mulai mengintip. Menurut sumber Lockheed yang menolak disebut namanya salah satu pesawat tempur yang paling banyak digunakan di dunia ini akan menjadi pengganti yang tepat untuk pesawat MiG Rusia yang akan diganti oleh India.
“Kesempatan pesawat tempur ringan akan berada di sana dalam waktu dekat karena MiG harus diganti sangat cepat,” kata komentator dan analis pertahanan yang berbasis di New Delhi, Neelam Mathews sebagaimana dikutip Reuters Kamis 17 April 2015.

Rusia tetap andalkan Su-30
Rusia tetap andalkan Su-30

Rusia, pemasok senjata tradisional terbesar di India, berharap dapat menjual lebih dari yang Sukhoi Su-30-an, pesawat yang sebagian dirakit di India, untuk mengatasi kekurangan angkatan udara sementara menunggu dua tahun untuk menerima Rafale pertama.
“Yang positif tentang kesepakatan Rafale India bahwa pembelian seharusnya didasarkan pada kesepakatan pemerintah dengan pemerintah. Kami telah meminta pihak India sejak lama untuk kembali ke praktek ini bukan tender,” kata salah satu diplomat Rusia. Moskow ingin mempercepat kesimpulan dari pembicaraan dengan India untuk pembuatan bersama generasi baru jet tempur siluman, kata diplomat itu.

Eurofighter yang menjadi runer up pasti akan datang lagi dengan Typhoon
Eurofighter yang menjadi runer up pasti akan datang lagi dengan Typhoon

India perlu mengisi armada angkatan udara yang tinggal 34 skuadron , turun dari 39 awal dekade ini dan di bawah kekuatan yang direncakanan pemerintah yakni 42 skuadron. Jumlah ini dianggap perlu untuk menghadapi tantangan dua depan dari Pakistan dan China. Menteri Pertahanan India Parrikar mengatakan India perlu 100 pesawat tempur ringan baru dalam lima tahun untuk menggantikan MiG-21.
Sebenarnya India memiliki jet tempur buatan dalam negeri, Tejas yang bisa mengisi kekosongan. Tapi Parrikar sendiri telah mengakui jet yang dibangun selama tiga dekade, memiliki keterbatasan sedangkan versi terbaru masih menunggu izin akhir.
Yang pasti India tidak mungkin membeli 126 pesawat Rafale karena harga yang membengkak dua kali lipat menjadi US$ 20 miliar. Parrikar mengatakan dia belum memutuskan berapa banyak Rafale yang pasti dibeli. Produsen Dassault Aviation juga menawarkan Mirage apabila India memilih untuk sesuatu yang lebih murah.