Setelah Alarm Palsu, Kini F-35 Alami Masalah Positif Palsu

Setelah Alarm Palsu, Kini F-35 Alami Masalah Positif Palsu

f-35

Tak ada habis-habisnya masalah dialami F-35 Lighting II. Setelah masalah sistem peringatan bahaya yang kerap ngawur dan memunculkan alarm palsu, pesawat paling mahal dalam sejarah program senjata di Pentagon kembali dibelenggu persoalan software.

Kali ini masalah ada pada sistem yang disebut Autonomic Logistics Information System (ALIS). Sistem perangkat lunak eksternal yang seharusnya dipasang ke jet dan memberikan penilaian menyeluruh dan akurat tentang kondisi kesehatan pesawat termasuk kebutuhan pemeliharaan yang harus dilakukan serta komponen yang harus diganti atau dicek.

Pengelola Eglin Air Force Base, Fla mengatakan bahwa 80% dari masalah yang dilaporkan oleh sistem ALIS adalah “false positives”atau “positif palsu.” Sebuah layanan rumah bersenjata subkomite yang mengunjungi pangkalan juga mendengar bahwa sistem ini menjadikan pemeliharaan yang seharusnya cepat menjadi sangat lamban.

“Ketika kita meminta mereka berapa banyak positif palsu, saya pikir itu akan menjadi sejumlah besar karena merupakan sistem baru,” kata anggota kongres Mike Turner mengatakan dalam sidang Selasa terkait pemrmintaan dana US$10 juta untuk program tahun depan . “Tapi ketika mereka mengatakan 80, saya terkejut.”

Sebagaimana dilaporkan Sputnik News Kamis 16 April 2015, Letjen Christopher Bogdan, pejabat eksekutif yang bertanggung jawab atas program F-35, mengatakan bahwa program ALIS, yang saat ini terdiri dari 5 juta baris kode  dan harus ditingkatkan untuk pengembangan pesawat tempur. Masalah ada di semua tiga dari F-35 varian, yang dirancang untuk Angkatan Udara, Marinir dan Angkatan Laut.

Marinir dijadwalkan akan menjadi cabang pertama yang memiliki F-35 mencapai “kemampuan operasional awal,” dan baru-baru berjanji review sulit kemampuan tempur dalam dorongan untuk membuat tenggat waktu Juli 2015 mereka untuk memiliki jet siap digunakan . Tapi masalah tampaknya terus bergulir di.

“Masalah positif palsu sangat nyata,” kata asisten sekretaris Angkatan Laut untuk penelitian, Sean Stackley. “Kekhawatiran berkaitan dengan reliability, responsiveness, ketepatan waktu ALIS menginformasikan kondisi jet tempur menjadi daftar prioritas kami.”

Selain positif palsu dan alarm palsu, ada masalah baru-baru inidilaporkan dengan kemampuan sistem ‘untuk memadukan data bersama-sama ketika empat jet tempur berada di udara pada satu, memaksa korps Marinir untuk memodifikasi operasi sehingga dari empat jet yang akan terbang dipangkas menjadi dua saja hingga bukan satu tim terpadu.

Sebelumnya kesalahan perangkat lunak juga diumumkan yang mengakibatkan pesawat tempur tidak akan mampu menembakkan senjata utama sampai 2019. Ini juga akan tidak memiliki perangkat lunak yang diperlukan untuk mengoperasikan salah satu bom presisi dipandu sampai 2022.
Sementara kapal baru USS America yang akan menjadi rumah F-35 juga harus dimodifikasi ulang. Kapal baru itu harus ditarik kembali ke dermaga kering selama kurng lebih 40 minggu untuk memodifikasi landasan yang ternyata tidak mampu menahan panas mesin F-35B yang lepas landas dan mendarat secara vertikal. Lengkap sudah penderitaan Ameirka karena siluman satu ini.