Angkatan Udara Swiss mempensiun cepat 10 pesawat tempur F-5 Tiger setelah ditemukan retakan di tubuh pesawat. Retakan ditemukan di enam F-5 pesawat, yang akan diperbaiki dari sekarang dan kuartal pertama 2016.
Menurut Departemen Pertahanan celah ditemukan pertama kali melihat pada tahun 2014 dan retakan di pesawat kedua ditemukan di Januari 2015 sehingga angkatan udara memutuskan untuk memeriksa secara rinci 36 F-5 Tiger yang merek miliki. Dan dari pemeriksaan tersebut 16 ditemukan dala kondisi serius, demikian dilaporkan thelocal.ch Rabu 15 April 2015.
Antara tahun 1978 dan 1984 Angkatan Udara Swiss mengakuisisi 110 pesawat F-5 Tiger yang diproduksi Northrop Corporation Amerika, yang bergabung dengan Grumman tahun 1994 menjadi Northrop Grumman. Dengan dipensiunnya 10 pesawat maka saat ini Swiss tinggal menerbangkan 26 jet tempur. Salah satu dampak dari pengurangan pesawat ini adalah tim aerobatic Patrouille Suisse tidak akan selalu bisa terbang dengan full enam pesawat, kata departemen pertahanan.
Pada bulan Mei tahun lalu, parlemen Swiss menolak rencana pemerintah untuk membeli 22 jet tempur Gripen dari Saab sebagai bagian dari rencana untuk menggantikan F-5 Tiger. Rencananya seluruh armada F-5 Tiger Swiss akan dipensiun tahun depan. Selain F-5, Angkatan Udara negara ini juga diperkua dengan 32 Boeing F / A-18 Hornet.
Menteri Pertahanan Ueli Maurer mengakui bahwa keputusan ditoltaknya Gripen telah menciptakan “celah keamanan” yang sulit untuk ditutup angkatan udara.
Sejumlah negara masih menggunakan pesawat tua ini. Salah satunya TNI AU yang menerbangkan Tiger di Skuadron Udara 14 berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI-AU Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur. Pesawat ini menjadi prioritas untuk segera diganti. Mengingat kasus di Swiss, maka pemeriksaan terhadap skuadron F-5 Indonesia sepertinya harus dilakukan.