
Menteri Pertahanan Australia dibuat malu setelah tidak bisa menyebut nama pemimpin kelompok ISIS. Padahal pada hari yang sama Australia menegaskan akan mengerahkan lebih banyak pasukan untuk membantu melawan kelompok militan tersebut.
Kevin Andrews berulang kali ditanya dalam sebuah wawancara di televisi dengan Australian Broadcasting Corporation, Selasa 14 April 2015 malam, untuk mengidentifikasikan pemimpin ISIS yang dikenali sebagai Abu Bakr al-Baghdadi.
Namun ia terus menerus menolak menjawab secara langsung. “Saya tidak akan masuk ke masalah operasional,” katanya bersikeras, yang oleh si penanya dibalas: “Saya rasa ini bukan masalah operasional, saya rasa ini masalah direkam untuk publik.” Ia menambahkan: “Bapak Menteri, Anda bertanggung jawab atas penempatan warga Australia, pria dan wanita, dalam posisi berisiko akibat misi ini. Saya terkejut Anda tidak bisa memberi tahu kepada saya nama pemimpin ISIS. Padahal Kementerian Luar Negeri AS menawarkan 10 juta dolar untuk kepalanya.” Andrews bersikeras bahwa ISIS merupakan kelompok gabungan” “Ini bukan hanya satu orang yang terlibat, ada sekelompok orang terlibat dan kita harus menghancurkan mereka semua jika kita ingin menurunkan operasi mereka di kawasan itu,” katanya sebagaimana dikutip ABC News.
Andrews kemudian menulis dalam akun Twitter dan mengatakan: “Fokus pada individu akan mengabaikan ancaman kehadiran organisasi ekstremis”.
Penolakannya untuk menyebut nama pemimpin ISIS diartikan oleh media Australia bahwa Andrews tidak tahu siapa Baghdadi sebenarnya. Insiden tersebut terjadi hanya beberapa jam setelah ia bersama Perdana Menteri Tony Abbott mengumumkan bahwa 330 tentara nontempur menuju Irak untuk bertugas selama dua tahun. Mereka akan melatih tentara lokal bertempur melawan kelompok militan termasuk Negara Islam, dengan kelompok pertama sudah meninggalkan Australia pada Rabu.