Perusahaan jet tempur asal Eropa, Eurofighter, terus berusaha membuka pasar ke Indonesia dengan berbagai rayuan maut. Salah satunya perusahaan konsorsium empat negara tersebut akan membuka pabrik di Indonesia. Eurofighter membuka opsi memproduksi dan merakit jet andalannya yakni Typhoon, di Bandung, Jawa Barat.
Untuk proses produksi dan perakitan, Eurofighter siap menggandeng BUMN Indonesia, yakni PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
“Ini peluang untuk membawa PTDI dari produsen pesawat angkut atau penumpang menjadi produsen pesawat tempur,” Kata Head of Industrial Offset Eurofighter Martin Elbourne di Jakarta sebagaimana dikutip detikcom Rabu 15 April 2015.
PTDI digandeng bukan tanpa alasan. Airbus Group selaku induk perusahaan Eurofighter, ini telah memiliki hubungan bisnis jangka panjang dengan PTDI. Dimulai dengan pengembangan pesawat sipil NC212 di 1976, kemudian dilanjutkan pengembangan bersama untuk pesawat CN 235 hingga CN 295.
Hubungan jangka panjang tersebut menjadi satu alasan bagi Eurofighter untuk meminang BUMN produsen pesawat asal Indonesia, sebagai basis assembly line (perakitan) jet tempur generasi 4.5 miliknya, di luar Eropa. Pesawat sekelas Typhoon dengan generasi serupa seperti Rafale buatan Prancis, JF-17 buatan Tiongkok, hingga F-18 buatan Amerika Serikat.
Selain telah memiliki hubungan bisnis dengan induk Eurofighter, PTDI juga telah memiliki fasilitas produksi pesawat dan fasilitas bandara yang lengkap di kawasan Asia. “Kerjasama hampir 40 tahun dengan PTDI. Kerjasama telah dimulai sejak 1976,” sebutnya
Saat ini Typhoon baru diproduksi di empat negara yang merupakan anggota konsorsium yakni Inggris, Jerman, Italia, dan Spanyol. Jika rencana ini benar maka Indonesia akan menjadi negara pertama yang memproduksi pesawat tempur generasi 4++ ini di luar konsorsium. Sementara di sejumlah negara yang membeli jet tempur dengan jumlah tinggi seperti Arab Saudi, hal tersebut tidak dilakukan.
Comments are closed