
Penjualan 24 jet tempur Sukhoi Su-35 Rusia ke China terancam tertunda atau bahkan batal karena Angkatan Udara PLA merasa harga yang diberikan terlalu tinggi, menurut Duowei News, outlet berita China yang di dioperasikan di luar negeri Jumat 10 April 2015.
Xu Yongling, seorang pensiunan perwira Angkatan Udara PLA, mengeluhkan sikap delegasi Rusia di microblog Weibo-nya. “Orang-orang Rusia gila uang, satu-satunya hal yang mereka pikirkan adalah untuk memeras China,” kata Xu. “Namun, mereka telah salah perhitungan saat ini karena China tidak lagi membutuhkan teknologi mereka lagi dan mereka akan benar-benar menderita perang harga ini.”
Federal Service for Military-Technical Cooperation adalah lembaga pemerintah Rusia pertama yang mengkonfirmasi bahwa Beijing dan Moskow sedang membahas penjualan Su-35 ke China. Laporan sebelumnya menunjukkan China awalnya hanya ingin membeli empat Su-35 dengan maksud untuk mendapatkan teknologi yang dibutuhkan guna merancang mesin untuk program pesawat tempur canggih di masa depan. Tetapi Rusia ingin China membeli hingga 48 pesawat sebaliknya. Bukan saja untuk mendapatkan uang yang lebih banyak tetapi juga karena khawatir China akan meniru pesawat tersebut seperti yang terjadi di masa lalu.
Pada bulan November 2012, kesepakatan akhirnya dengan China untuk membeli 24 Su-35.
Dmitry Rogozin, wakil perdana menteri Rusia, menyatakan bahwa kontrak akan ditandatangani pada bulan Desember. Namun, Alexander Fomin, Direktur Layanan Federal untuk Kerjasama Teknik Militer, menegaskan bahwa kontrak belum ditandatangani hingga 27 Maret 2015.
Laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan bahwa pihak Rusia menyatakan keberatan selama negosiasi. Sementara Beijing ingin Sukhoi merancang versi Su-35 yang disesuaikan dengan kebutuhah China. Moskow bersikeras menyediakan model standar untuk pengiriman awal. Sementara itu, Rusia juga sepakat untuk bekerja sama dengan India, musuh saingan dan potensi China, untuk bersama-sama mengembangkan versi baru dari pesawat ini. Ini mungkin alasan lain untuk penundaan dalam penjualan ke China.
Comments are closed