
Seorang jaksa Brasil sedang menyelidiki kemungkinan korupsi di Brasil pada angaran sebesar US$5,4 miliar dalam pembelian 36 pesawat tempur Gripen dari Swedia Saab AB.
Seorang juru bicara untuk kantor jaksa federal di Brasilia, Jumat 10 April 2015 sebagaimana dikutip Reuters mengatakan penyelidikan pidana dan perdata akan berusaha untuk menentukan apakah ada “kemungkinan penyimpangan” dalam kontrak, negosiasi tahun lalu.
Juru bicara itu mengkonfirmasi laporan media Brasil yang melihat perbedaan US$900 juta antara harga dalam proposal awal Saab tahun 2009 dan harga akhir yang telah disepakati pada bulan Oktober.
Brazilian Air Force (FAB) memilih jet tempur Gripen NG dengan menyingkirkan Boeing Co. F/A-18 Super Hornet, dan Rafale Dassault Aviation Prancis SA. Gripen pertama harus disampaikan ke Brasil pada awal 2018.
Angkatan udara mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perbedaan harga ini disebabkan fluktuasi nilai tukar dan penambahan kontrak, termasuk simulator penerbangan dan wide-area panel display kokpit, atau WAD.
Angkatan udara membantah penyimpangan dalam pembelian dan mengatakan siap untuk memberikan klarifikasi diperlukan. Layanan G1 berita Globo melaporkan bahwa layar WAD-generasi terbaru dipilih oleh angkatan udara dan hanya digunakan di F-35 dan akan diproduksi di Brazil oleh AEL Sistemas, sebuah perusahaan avionik Brasil yang berbasis di Porto Alegre yang merupakan anak perusahaan dari Israel Elbit Systems Ltd
Jaksa Anselmo Lopes telah meminta dokumen dari Saab, angkatan udara dan AEL, termasuk salinan kontrak, laporan keuangan dan email yang berhubungan dengan kesepakatan tempur, G1 melaporkan. Lopes memiliki satu tahun untuk menyelesaikan penyelidikannya.