AS Belum Akan Hapus Kuba Dari Daftar Terorisme

AS Belum Akan Hapus Kuba Dari Daftar Terorisme

obama

 

Presiden AS Barack Obama mengatakan di Kingston bahwa tak ada keputusan yang dibuat untuk mencabut Kuba dari daftar negara teroris. Ia mengeluarkan pernyataan itu saat menjawab pertanyaan dari pers, setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Jamaika Portia Simpson-Miller di Kingston Kamis 9 April 2015.

“Ada proses yang melibatkan kajian mengenai apakah, satu negara mesti dimasukkan ke dalam daftar Negara Penaja Terorisme atau tidak. Itu sekarang diserahkan kepada Gedung Putih. Tim antar-lembaga kami akan meneliti semuanya dan kemudian menyerahkannya kepada saya dengan saran. Itu belum terjadi,” kata Obama.

“Mengenai hubungan AS-Kuba, Obama berkata, “Saya tak pernah meramalkan bahwa dalam sekejap satu malam semuanya akan berubah, bahwa tiba-tiba Kuba menjadi mitra diplomatik dengan AS seperti yang terjadi dengan Jamaika, misalnya. Itu akan memerlukan waktu.” Namun ia menekankan kedua negara tersebut berada pada posisi “untuk bergerak maju ke arah pembukaan kedutaan besar di masing-masing negara”.

Presiden AS tersebut, yang menyampaikan harapannya, mengatakan akan ada serangkaian langkah dan tindakan untuk membangun kepercayaan dan memulai dialog murni sepanjang tahun ini dan sampai tahun depan.

Meskipun begitu, ia mengakui akan ada perbedaan mencolok antara kedua negara sehubungan sistem pemerintah Kuba, berkaitan dengan posisinya mengenai beberapa masalah di wilayah itu.

“Namun, kami yakin proses keterlibatan ini akhirnya akan mengarah, bukan hanya ke peningkatan hubungan antara Amerika Serikat dan Kuba, tapi juga akan berakhir pada keuntungan rakyat Kuba dan memberi mereka jenis kesempatan sejenis kesempatan baik yang mungkin tak mereka miliki pada masa lalu.”

 

Banyak pihak menduga kedua negara itu akan membuka kembali kedutaan besar mereka sebelum pertemuan puncak ke-7 negara-negara Amerika yang dijadwalkan berlangsung pada Jumat dan Sabtu di Panama.  Tapi tiga babak pembicaraan mengenai pemulihan hubungan diplomatik dan pembukaan kembali kedutaan besar telah gagal membuat kemajuan akibat kegagalan Washington untuk menghapuskan Havana dari daftar Negara Penaja Terorisme.