Angkatan Udara Amerika Putus Asa
RNlAF

Angkatan Udara Amerika Putus Asa

F-15C Theater Security Package Arrives in Europe

Angkatan Udara AS sangat membutuhkan modernisasi. Armada udara negaraa tersebut dalam kondisi terkecil yang pernah Amerika dimiliki sejak tahun 1947, sementara pesawatnya juga yang tertua yang mereka punya sebelumya. Hal ini menjadikan mereka sepertinya putus asa.

Sekretaris Angkatan Udara  AS Deborah Lee James mengungkapkan USAF menghadapi degradasi kemampuan militer yang cukup berat. Jumlah armada udara militer Amerika kini adalah yang terkecil dalam sejarah Amerika. Selain itu umur pesawat juga yang tertua dari yang pernah dioperasionalkan yakni lebih dari 27 tahun. Sesuatu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. “Jika itu belum tidak cukup untuk Anda, kami beritahu setengah dari pertempuran Angkatan Udara saat ini, tidak cukup siap untuk pertarungan high end,” kata Deborah James sebagaimana dikutip Sputnik News, Rabu 8 April 2015.

Jika mengacu pada strategi militer Amerika, pasukan militer AS harus mampu mengalahkan secara bersamaan dua lawan terpisah di dua bagian berbeda dari dunia, sementara pada saat yang sama membela tanah air Amerika.

Sayangnya, keterbatasan anggaran AS tidak mengizinkan angkatan bersenjata Amerika untuk menyelesaikan suatu tugas yang kompleks tersebut.

Amerika Serikat sedang menghadapi dilema yang serius, apakah akan menulis ulang strategi militer atau harus segera melakukan modernisasi.

Baru-baru ini AS telah diminta untuk mengatasi tiga tantangan global: gejolak Ukraina, Ebola dan ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh ISIS. “Dan ketika tiga [Ukraina dan ISIS dan Ebola] terjadi, semua orang di seluruh dunia sedang menyerukan lebih Angkatan Udara, lebih dari kemampuan yang kita bisa membawa ke meja,” kata Deborah.

Angkatan Udara AS sangat membutuhkan modernisasi armada yang telah berulang kali ditunda setelah kampanye militer Afghanistan. AS harus mengganti armada udara militer tua dengan pembom baru dan jet tempur serta meningkatkan jumlah personil setidaknya 8.800 prajurit.

Menurut Deborah Lee James, tambahan $ 10 miliar pada anggaran 2016 akan memungkinkan Angkatan Udara AS untuk memenuhi kebutuhan yang paling mendesak dari komandan kombatan Amerika.

Namun, meskipun Deborah Lee James tetap menganggap dana itu sangat kurang, belanja militer AS tetap yang tertinggi di dunia, mencapai hingga $ 640 miliar dolar pada 2014, menurut data Peter G. Peterson Foundation. Hebatnya, itu melebihi anggaran secara signifikan militer China, Rusia, Arab Saudi, Perancis, Inggris, Jerman, Jepang dan India: bahkan AS menghabiskan lebih pada pertahanan, daripada delapan negara gabungan.