Dengan wilayah yang sangat luas, Angkatan Udara Indonesia membutuhkan 32 radar untuk bisa memantau dan mengamankan seluruh wilayah udara Indonesia. Namun dari jumlah ideal tersebut, TNI AU baru memiliki 22 radar, sehingga masih kurang 10 radar.
Untuk itu, rencananya tahun ini TNI AU akan mendatangkan dua radar tambahan.
”Tahun ini dua radar sudah datang. Mudah-mudahan setiap tahun, radar-radar itu bisa bertambah, supaya kami bisa meng-cover seluruh wilayah Indonesia,” kata Kepala Staff Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI, Agus Supriatna kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusumah, Selasa 7 April 2015.
Sebagaimana diberitakan Republika Online, Agus juga berharap penguatan radar ini dapat disertai dan didukung dengan adanya rencana pengadaan pesawat early warning system atau airborne early warning and control (AWAC). Sehingga, sistem radar yang ada dan pesawat early warning system bisa berjalan beriringan untuk bisa mengamankan wilayah-wilayah udara Indonesia.
Sementara terkait kekuatan jumlah pesawat yang dimiliki TNI AU, Agus mengungkapkan hingga akhir 2014, TNI AU sudah memiliki 16 pesawat Sukhoi, delapan pesawat Super Tucano, dan lima pesawat F-16. Namun, TNI AU berencana memperkuat armada pesawat tempurnya, terutama untuk mencari pengganti pesawat F5 yang dianggap sudah ketinggalan zaman.
Hal ini menjadi salah satu upaya TNI AU untuk memodernisasi kekuatan tempur salah satu matra TNI yang akan berusia genap 69 tahun pada 9 April mendatang.
Agus pun mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan kajian-kajian terutama terhadap pesawat tempur generasi 4,5, termasuk pesawat F16 dan Sukhoi Su-35.
Pihak TNI AU pun telah mengajukan hasil kajian itu kepada Kementerian Pertahanan (Kemhan), kemudian TNI AU baru bisa memastikan bagaimana mekanisme kedatangan pesawat-pesawat tersebut. ”Itu (hasil kajian) kami ajukan ke Kemenhan. Setelah ditentukan, baru ditetapkan kapan datangnya,” lanjut Agus.
Comments are closed