Angkatan Udara AS menyatakan telah berada berada di trek yang benar guna menempatkan jet tempur Lockheed Martin F-35 untuk siap tempur pada awal bulan Agustus atau September 2016, pejabat terkait juga sudah sudah melihat kemungkinan upgrade di masa mendatang untuk senjata, penggerak dan avionik.
Mayor Jenderal Jeffrey Harrigian, yang untuk mengawasi segala sesuatu terkait F-35 mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara Selasa 7 April 2015 bahwa program ini membuat kemajuan yang baik.
Tetapi dia mengakui memang masih ada beberapa masalah seperti pengembangan perangkat lunak, modifikasi jet yang ada untuk memasukkan perubahan desain, pekerjaan lebih lanjut pada sistem logistik otomatis kompleks yang disebut ALIS dan memastikan jumlah yang memadai teknisi dilatih untuk layanan jet.
“Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan tapi kita berada di jalan yang benar untuk meluncur IOC (initial operational capability/uji kemampuan awal),” kata Harrigian.
Ia mengatakan Angkatan Udara mentargetkan jet baru tersebut akan mencapai kemampuan operasional penuh sekitar 2021 atau 2022, dengan jumlah yang lebih besar dari pesawat dan persenjataan yang lebih siap untuk digunakan dalam pertempuran.
Program yang telah menelan anggaran US$391 miliar ini memberikan tiga varian F-35 untuk militer AS dan sejumlah sekutu AS. Sejumlah negara yang telah menempatkan pesanan pada pesawat generasi kelima ini adalah Inggris, Australia, Italia, Turki, Norwegia, Belanda, Jepang, Korea Selatan dan Israel.
Korps Marinir AS akan menjadi yang pertama mengoperasionalkan secara resmi pesawat ini dengan mengambil varian F-35B yang bisa lepas landas dan mendarat secera vertical. Pesawat ini ditargetkan siap untuk digunakan tempur awal Juli ini.
Harrigian, seorang pilot dengan lebih dari 4.100 jam terbang di F-22 dan pesawat lainnya, mengatakan pada awalnya F-22 juga mendapat tantangan yang mirip dengan F-35 yakni terkait software. Tetapi seiring waktu, pesawat ini terus berkembang dan menjadi pesawat yang luar biasa.
Ia mengatakan Angkatan Udara sudah melihat kemampuan lebih lanjut untuk F-35, mengingat perkembangan teknologi yang cepat dari musuh potensial, dan memastikan bahwa infrastruktur berada di tempat untuk memungkinkan upgrade tersebut.
“Kami sudah mempertimbangkan dan memikirkan apa yang beberapa teknologi yang akan menjadi bagian dari F-35,” kata Harrigian. “Ini bukan waktu untuk berpuas diri Anda.”
Harrigian memberikan beberapa rincian tetapi mengatakan potensi upgrade dapat mencakup sistem avionik, radar, senjata laser dan mesin baru yang lebih hemat bahan bakar. “Saya tidak berpikir kita akan mengambil apa pun dari meja pada saat ini,” katanya.