
Arab Saudi belum mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Yaman. Menurut mereka pintu akan dibuka pada saatnya nanti.
Hal itu ditegaskan koalisi pimpinan Arab Saudi setelah Palang Merah mendesak dilakukan gencatan senjata 24 jam untuk mengatasi keadaan lapangan, yang mengerikan. “Operasi kemanusiaan adalah bagian dari pekerjaan kami, bagian dari tanggung jawab kami,” kata Brigadir Jenderal Ahmed Assiri kepada wartawan pada hari ke-10 serangan udara sekutu melawan pemberontak Syiah Huthi di negara tetangganya, Yaman.
Gerakan itu menutup bandar udara dan membatasi gerakan di pelabuhan, yang menghambat pengiriman bantuan.
Rumah Sakit yang merawat korban yang luka-luka mengalami kekurangan obat-obatan dan jalan-jalan di kota selatan, Aden, penuh dengan mayat, kata Komite Internasional Palang Merah yang menyerukan “penghentian segera pertempuran”. Ia menambahkan bahwa persediaan makanan menipis dan terjadi kelangkaan bahan bakar dan air.
Assiri mengatakan bantuan “akan datang ketika kami mampu mengatur kondisinya (sehingga) bantuan ini akan bermanfaat bagi masyarakat”.
Ia mengatakan koalisi mengharuskan agar pemberian bantuan tidak mengganggu operasi militer, bahwa para pekerja bantuan tidak terancam bahaya, dan bahwa persediaan tidak jatuh ke tangan yang salah. “Kami tidak ingin memasok milisi,” kata Assiri.
Sekutu bertujuan mengalahkan pemberontak Houthi, yang merebut kekuasaan di ibukota Sanaa pada Februari, karena Riyadh khawatir kelompok itu akan mengambil alih seluruh negara tersebut dan mengubahnya ke dalam orbit Syiah Iran, yang merupakan pesaing Sunni Arab Saudi di kawasan itu.
Kelompok Huthi, yang bersekutu dengan unit tentara yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh, telah memerangi pasukan yang setia kepada Presiden Abedrabbo Mansour Hadi, yang melarikan diri ke ibukota Arab Saudi, Riyadh, akhir bulan lalu dari Aden.
Serangan udara dan pertempuran di lapangan membuat warga sipil berada dalam posisi yang sangat rentan, menurut kelompok bantuan Action Against Hunger, seperti dikutip Reuters.
“Sekarang ada puluhan ribu orang melarikan diri dari zona konflik yang menempatkan mereka di jalanan atau berlindung di desa-desa,” kata kelompok yang berbasis di Paris itu dalam sebuah pernyataan.
Rusia pada Sabtu menyajikan rancangan resolusi untuk Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa guna menyerukan dilakukannya jeda kemanusiaan dalam kampanye udara tersebut untuk memungkinkan evakuasi warga asing. Assiri mengatakan Rusia, India, Indonesia, Aljazair dan Pakistan telah mengevakuasi warganya.
Tiongkok, Djibouti, Mesir dan Sudan, bersama dengan dua kelompok bantuan, dijadwalkan untuk melakukan evakuasi segera pada Minggu sementara permintaan dari negara lain termasuk Kanada, Jerman dan Irak sedang diproses, katanya.