Pendaratan dua jet tempur AS di Taiwan pada Rabu 31 Maret 2015 membuat marah Kementerian Luar Negeri China. Meski Pentagon mengatakan pesawat mengalami masalah mekanik saat terbang latihan rutin dan harus mendarat yang lain melihatnya sebagai pesan politik , peringatan untuk China agar memperlambat dalam memperluas pengaruhnya
Hubungan Taiwan Act of 1979 diuraikan aturan ketat untuk bagaimana Amerika Serikat harus berurusan wilayah itu. Washington menganggap Taiwan sebagai negara merdeka. Sementara China menganggap Taiwan adalah bagian dari China dan letaknya hanya 140 mil dari pantai.
Sementara AS telah menjanjikan dukungan ke Taiwan yang ditentang China. Itulah sebabnya pendaratan dua F/A-18 di pangkalan udara Tainan sangat mengganggu – dan tidak biasa.
“Kami telah membuat protes untuk pihak AS,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan dalam sebuah jumpa pers. “China menuntut bahwa Amerika Serikat mematuhi” kebijakan satu China ” dan hati-hati dan tepat menangani insiden itu.”
Pentagon menegaskan bahwa insiden itu murni situasi darurat, tidak dimaksudkan sebagai tindakan pembangkangan.”Dua F/A-18C Hornet melakukan pendaratan darurat di sebuah lapangan udara di barat daya Taiwan,” kata juru bicara Korps Marinir, Mayor. Paul L. Greenberg, kata, menurut Washington Times. “Penyebab masalah mekanik yang menyebabkan pendaratan pencegahan saat ini sedang diperiksa. Begitu pemeliharaan yang diperlukan dilakukan, kedua pesawat akan segera meninggalkan Taiwan. ”
Tapi waktu kejadian memang menjadikan peristiwa itu memunculkan kecurigaan. Awal pekan ini, pembom China menjalani latihan pertama di barat Pasifik. Jalur penerbangan tersebut mengambil pembom H-6K atas Bashi Channel, jalur air antara Taiwan dan Filipina.
“Dua hari setelah China menggunakan bomber H-6K dalam latihan dimaksudkan untuk sinyal ancaman bagi pasukan AS di Guam,” kata analis militer Rick Fisher kepada Washington Times.
Terlebih jet tempur yang mengalami gangguan itu bisa saja dengan mudah mendarat di lapangan udara Jepang di pulau Shimoji, hanya 120 km sebelah timur dari Taiwan.
Pendaratan juga bertepatan dengan perang retorika China dan AS yang mengeras dalam beberapa hari sebelumnya. Pada hari Selasa, komandan Armada Pasifik Amerika Serikat memperingatkan peserta konferensi angkatan laut Australia tentang konstruksi China kepulauan Spratly Laut China Selatan.
Insiden Rabu bahkan bukan contoh pertama dari kehadiran udara AS yang agresif dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan Februari, AS telah memindah pesawat mata-mata paling canggih, Poseidon P-8A, ke Filipina untuk memantau wilayah tersebut.
Mumpung di Taiwan, yuk intip 10 artis tercantik di negara ini. DI SINI
Comments are closed