Sok Santun, AS Pertaruhkan Muka di Pertempuran Tikrit

Sok Santun, AS Pertaruhkan Muka di Pertempuran Tikrit

Seorang pasukan Irak dalam pertempuran Tikrit
Seorang pasukan Irak dalam pertempuran Tikrit

Pasukan Keamanan Irak dan milisi Syiah terlatih yang dilengkapi senjata dan dilatih Iran serta pasukan Iran sedang berjibaku mati-matian untuk merebut kembali Kota Tikrit di Utara Baghdad yang dikuasasi ISIS. Sudah tiga minggu mereka mengepung kota kelahiran Sadam Husein itu tetapi belum juga bisa merebut kota.

Kurangnya dukungan serangan udara AS dan koalisi dinilai menjadi salah satu penyebab lambatnya gerak maju pasukan.

The Institute for the Study of War (ISW) telah menyalahkan kurangnya kekuatan udara AS. Meskipun jet tempur dan drone Amerika dan koalisi terus membombardir sejumlah tempat di Irak dan Suriah tetapi tidak satupun yang ditujukan ke Tikrit guna membuka jalur masuk pasukan darat.

“Kurangnya dukungan koalisi adalah untuk pertama kalinya terjadi dan telah menjadi penghalang utama Irak untuk untuk merebut kembali Tikrit,” kata laporan terbaru ISW yang dilansir The Washington Post Senin 23 Maret 2015.

Dalam urusan Tikrit, Pentagon memang bersikap sok santun dengan mengatakan pemerintah Irak belum meminta dukungan udara sehingga tidak ada pesawat mereka yang dikirim untuk membantu. Padahal menurut ISW alasan itu hanyalah untuk menutupi keengganan pemerintahan Obama menyediakan dukungan udara karena keberadaan unsure milisi dan pasukan Iran. Milisi Iran ini adalah kelompok yang sama yang menewaskan ratusan tentara AS selama Perang Irak 2003-2011.

“Koalisi pimpinan AS tidak mungkin mendukung upaya besar oleh milisi dengan peran terang-terangan Iran,” kata kelompok itu.

Sementara pemerintah Baghdad jelas tidak memiliki serangan udara memadahi. Salah satu jenderal mereka, Letnan Jenderal Abdul-Wahad al-Saadi, yang memimpin pasukan dalam operasi Tikrit, mengatakan kepada AFP bahwa ia telah meminta dukungan udara AS.

Kondisi ini juga dikecam salah satu komandan milisi Syiah, Hadi al-Ameri, yang mengatakan bahwa tentara Irak telah berjuang sendiri. “Kami mengatakan kita tidak perlu Amerika,” kata Ameri wartawan di Kamp Ashraf, di utara Baghdad.

Pensiunan Tentara Letjen James Dubik, seorang analis ISW, mengatakan kegagalan AS untuk memberikan “dukungan udara yang tepat” untuk pasukan Irak memiliki tiga kelemahan.

“Ini mengikis kepercayaan dari ISF bahwa mereka dapat berhasil dengan biaya yang dapat diterima,” kata Dubik, yang memimpin pelatihan pasukan Irak pada tahun 2007-2008. “Ini juga mengikis keyakinan pemerintah Irak yang telah mengandalkan dukungan Amerika, dan memperkuat posisi Iran sebagai mitra yang lebih dapat diandalkan.”

Dubik mengatakan dukungan udara sebenarnya sangat bisa dilakukan dan sangat tepat jika dilakukan pesawat AC-130 dan helikopter serang mengingat ini adalah pertempuran kota.

Untuk membuat dukungan udara tersebut efektif, awak pesawat membutuhkan pemandu di darat. Namun unit ini telah dilarang Obama untuk masuk.”Sayap tetap [pesawat] dan drone mungkin tepat, tetapi efek dari bom mereka dapat menyebabkan terlalu banyak korban sipil,” kata Dubik.

Kolonel Angkatan Darat AS Steven Warren, Direktur Operasi Pers Pentagon, mengatakan kepada The Washington Times bahwa “Pasukan Irak telah mengepung Tikrit dan berada di pinggiran kota. Situasi saat ini statis. ”

Kolonel Warren mengatakan kepada wartawan pekan lalu: “Irak memang membuat beberapa pernyataan publik, banyak yang dilaporkan di media, yang menunjukkan bahwa mereka hampir selesai operasi mereka di dalam dan sekitar Tikrit. Tetapi kita melihat hal itu tidak terjadi. Dalam pikiran militer saya, mereka memiliki cara untuk pergi. Ini masih akan menjadi laga yang sulit. Perang kota sulit dan lambat. ”

Pentagon memperkirakan jumlah pejuang ISIS di Tikrit tidak mencapai ribuan tetapi hanya dalam kisaran ratusan. Tapi mereka didukung oleh ribuan jebakan – berbagai jenis perangkat peledak improvisasi yang telah terbukti efektif dalam membunuh tentara dan menghancurkan kendaraan.

tikrit map

Tikrit, kota kelahiran Saddam Hussein dipandang sebagai batu loncatan untuk pertempuran yang lebih besar di depan untuk merebut kembali Mosul, kota terbesar kedua di Irak.

Komando Sentral AS, yang memimpin koalisi terhadap Negara Islam, merilis jumlah serangan udara  hingga 18 Maret 2015 telah menghancurkan lebih dari 5.300 target. Termasuk 1.653 bangunan, 1.003 posisi pertempuran, 73 tank dan 151 situs produksi minyak.
Command Central melaporkan Sabtu 21 Maret 2015 bahwa memukul situs dekat Mosul dan Kirkuk di utara dan dekat berbagai kota di provinsi Anbar di barat, tetapi tidak ada di sekitar Tikrit.

Armada udara Amerika yang terus membombardir ISIS termasuk pembom B-1B, F-16, F-15E dan A-10, F/A-18 Hornet Angkatan Laut dan helikopter tempur Apache, serta Predator dan Reaper drone. Tetapi lagi-lagi tak ada satupun yang digerakkan ke Tikrit.

Jika kemudian nanti Irak yang didominasi Syiah berhasil merebut kembali Tikrit dikhawatirkan akan memicu kekerasan sektarian lebih dan kekejaman terhadap warga Sunni, beberapa di antaranya pasti telah berpihak pada ISIS.

Tetapi yang pasti Amerika dan koalisi juga sedang mempertaruhkan muka di pertempuran Tikrit ini. Jika nanti Irak yang dibantu milisi Syah Iran berhasil merebut Tikrit, maka banyak pihak akan setuju bahwa Amerika memang tidak terlalu dibutuhan di Irak.

1 Comment

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Comments are closed