Situasi Kacau, Ibukota Yaman Dipindah Sementara

Situasi Kacau, Ibukota Yaman Dipindah Sementara

Map of Yemen

Situasi kacau di Yaman membuat ibukota negara tersebut dipindah sementara dari Sanaa ke Aden. Seorang pejabat senior PBB pada Minggu 22 Maret 2015 mengatakan kepada Dewan Keamanan (DK) PBB Presiden Yaman Abd-Rabbo Mansour Hadi telah tiba di Aden, dan mengumumkan kota tersebut sebagai Ibu Kota Sementara Yaman.

Sebelumnya, tempat tinggal Presiden Yaman di kota terbesar kedua di negerinya itu menjadi sasaran serangan sejumlah jet tempur.

Penasihat Khusus PBB Jamal Benomar mengeluarkan pernyataan itu saat ia memberi penjelasan kepada DK melalui hubungan video dari Doha, Ibu Kota Qatar, dalam pertemuan darurat DK atas permintaan presiden Yaman.

Hadi dan pemerintahnya telah menjadikan kota pelabuhan Aden sebagai Ibu Kota sementara mereka, kata Benomar sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Xinhua.

Dalam pertemuan Dewan tersebut, utusan Yaman itu juga melaporkan kepada Dewan Keamanan bahwa gerilyawan melancarkan kudeta terhadap presiden yang dipilih secara konstitusional setelah mereka menduduki Ibu Kota Yaman, Sana’a.

Dalam pidato pertamanya sejak melarikan diri dari Sanaa, Presiden Hadi Sabtu 21 Maret 2015  mencela perbuatan gerilyawan tersebut sebagai “kudeta terhadap keabsahaan konstitusi” dan mengumumkan Aden sebagai “Ibu Kota sementara” negeri tersebut.

Pada Sabtu, Hadi menyeru gerilyawan Al-Houthi agar meninggalkan Sana’a dan mendesak sekutu mereka agar mundur dari gedung kementerian pemerintah di ibu kota Yaman tersebut.

Kelompok Syiah Al-Houthi merebut Sanaa pada September dan menghadapi perlawanan sengit di bagian tengah dan selatan negeri itu dari suku Sunni tangguh dan jaringan Al-Qaida, yang didoninasi pemeluk Sunni.

Pada Kamis 19 Maret, Presiden Yaman dipaksa melarikan diri dari istananya, setelah dua pesawat tempur mengincar tempat tinggalnya di Aden.

Ketegangan telah muncul di Aden selama beberapa hari. Pengikut setia Hadi mendominasi kota tersebut, tapi dua satuan militer setia kepada As-Saqqaf, komandan pro-Ali Abdullah Saleh yang memimpin 3.000 pasukan dan polisi khusus.