Kelompok ISIS menyerukan kepada pendukung mereka untuk membunuh 100 personel militer AS yang nama, alamat dan foto mereka diposting pada “daftar kematian” atau “death list” secara online.
Daftar itu diposting oleh Islamic State Hacking Division yang mengklaim telah menyusup ke sejumlah server militer dan database untuk mengambil informasi.
Namun hal itu dibantah oleh Departemen Pertahanan AS, yang mengatakan sebagian besar informasi dapat ditemukan secara terbuka, New York Times Senin 23 Maret 2015 melaporkan.
Sepertinya sebagian besar orang dalam daftar orang-orang memang terlibat dalam serangan bom di kelompok militan.
Posting tersebut kurang lebih berbunyi “Kami telah memutuskan untuk membocorkan 100 alamat sehingga saudara-saudara kita yang berada di Amerika bisa berurusan dengan Anda. Bunuh mereka di tanah mereka sendiri.”
Departemen Pertahanan tidak bisa mengkonfirmasi keaslian informasi yang diunggah itu namun mengatakan militer sedang menyelidiki.
“Saya tidak bisa mengkonfirmasi keabsahan informasi, tapi kita melihat ke dalamnya,” kata seorang pejabat pertahanan AS, yang berbicara pada kondisi anonimitas.
Juru bicara Korps Marinir Letnan Kolonel John Caldwell mengatakan: “Naval Criminal Investigative Service telah memberitahukan orang ke angkatan laut yang terkena dampak dan personil kelautan mengenai hal ini saat diverifikasi ancaman / data pelanggaran.”
“Disarankan Marinir dan anggota keluarga mereka memeriksa jejak online dan media sosial mereka, memastikan pengaturan privasi disesuaikan untuk membatasi jumlah informasi pribadi yang tersedia,” tambahnya dalam sebuah pernyataan di situs berita Blaze.