CIA: Iran Jadi Masalah di Irak

CIA: Iran Jadi Masalah di Irak

komandan pasukan elite Iran, pasukan Quds, Jenderal Qassem Suleimani memimpin pertempuran di Tikrit
komandan pasukan elite Iran, pasukan Quds, Jenderal Qassem Suleimani memimpin pertempuran di Tikrit

Keberadaan pemimpin elite Pasukan Quds Iran yang turun langsung membantu pasukan Irak melawan ISIS disebut CIA memperumit misi AS melawan terorisme dan memberikan kontribusi untuk destabilisasi di Irak. Hal tersebut disampaikan Direktur Central Intelligence Agency John Brennan pada “Fox News Sunday” Minggu 22 Maret 2015.

Ini adalah salah satu komenter paling terbuka yang dikeluarkan pejabat Amerika tentang keterlibatan Jenderal Qassem Soleimani, panglima Pasukan Quds Iran dalam perang melawan kelompok ISIS.

Direktur Central Intelligence Agency John Brennan
Direktur Central Intelligence Agency John Brennan

Brennan menggambarkan Soleimani sebagai sosok yang sangat agresif dan aktif dan  saat ia menyarankan milisi Syiah untuk bertempur melawan ISIS termasuk di Tikrit, kota kelahiran Saddam Hussein.

Ketua Gabungan Kepala Staf, Jenderal Martin Dempsey, bersaksi pada sidang Kongres minggu terakhir ini, mengatakan bahwa AS khawatir bahwa milisi Syiah yang akhirnya berbalik melawan Sunni dan Kurdi Irak akan makin mendestabilisasi negara.

Tapi Brennan mengatakan ia tidak percaya adanya Soleimani dan penasihatnya menunjuk Iran memiliki peran yang lebih besar di Irak dan masa depannya. Namun, dia mengakui pemerintah Syiah pimpinan Baghdad telah menjalin hubungan yang lebih erat dengan Iran, musuh dalam perang tahun 1980-an.

“Kami tidak membiarkan mereka memainkan peran itu. Saya pikir mereka bekerja dengan Irak untuk memainkan peran itu, “kata kepala CIA. “Kami bekerja sama dengan Irak, juga.”

Brennan juga mengatakan situasi tidak stabil di Irak  bukan karena penarikan tentara AS dari wilayah tersebut. Pasukan keamanan Irak hancur dalam serangan kila kelompok ISIS musim panas lalu. Para militan sekarang memegang sepertiga dari Irak dan Suriah.

 

“Saya pikir bena-benar akan menjadi kesalahan orang Irak yang terbuang dan menyia-nyiakan kesempatan yang mereka miliki setelah pemerintah sendiri dan menempatkan beberapa dari ketegangan sektarian dan tidak menjadi lebih inklusif sejauh membawa komunitas Sunni,” kata Brennan.