
Turki sudah resmi menjadi salah satu negara pemesan F-35, pesawat tempur siluman yang diproduksi Amerika. Namun negara ini juga memutuskan untuk membangun pesawat tempur sendiri untuk menutup kelemahan Ligthing II.
Negara ini memang tengah membangun kekuatan udara mereka. Ditargetkan pada 2023 kekuatan tempur udara mereka akan didukung oleh dua pesawat utama yakni F-35 dan pesawat produksi sendiri yang digulirkan dengan program bersandi TF-X.
“Meskipun mengalami pasang surut, kami tetap berkomitmen penuh untuk program [Joint Strike Fighter]. Tapi secara mandiri, kami akan mengembangkan pesawat tempur kita sendiri. Ada pemahaman kebijakan yang telah ditetapkan untuk menjaga armada [tempur] kami terbatas pada dua pesawat ini saja, “kata seorang pejabat senior pemerintah untuk pengadaan pertahanan.
Seorang pejabat lain dari Undersecretariat for Defense Industries (SSM) juga mengatakan hal yang sama “Kami pikir kombinasi kedua pesawat akan memastikan kita mampu untuk melakukan pencegahan,” katanya.
Pejabat SSM mengatakan F-35 memiliki beberapa kelemahan khususnya di pertempuran udara ke udara. Dan inilah nantinya yang akan dikompensasi oleh TF-X.
Setelah penundaan lebih dari satu tahun, Turki Mei 2014 lalu secara resmi memutuskan untuk memesan dua F-35 pertama. Turki bergabung dengan program F-35 multinasional sebagai mitra konsorsium selama fase demonstrasi konsep pada tahun 1999.
Pada Januari 2013, Turki menunda tanpa batas waktu keputusan untuk memesan dua F-35 pertama karena persoalan anggaran dan teknis. Namun akhirnya mereka kemudian memutuskan untuk kembali memesan pesawat siluman tersebut.
Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan diperkirakan akan memberikan lampu hijau untuk tahap pertama pengembangan TF-X tahun ini. Turkish Aerospace Industries (TAI) sudah menyelesaikan desain prakonseptual dan menghasilkan tiga model konsep. Ini nanti akan menjadi jet tempur pertama buatan Turki. Untuk pekerjaan desain prakonseptual, TAI ekstensif bekerja sama dengan Saab Swedia, pembuat pesawat tempur multirole Gripen. Turki berharap pesawat ini bisa terbang perdana pada 2023. Pejabat SSM mengatakan Turki telah memutuskan untuk membeli 100 sampai 150 dari TF-X. “Mulai sekarang langkah pertama kita adalah menentukan mesin untuk TF-X dan kemudian mengembangkan pesawat berdasarkan mesin itu,” katanya.
Tahun ini, SSM meminta tiga produsen mesin untuk menyampaikan produksi mereka. Tiga produsen itu adalah GE, Pratt & Whitney dan Rolls-Royce. Selanjutnya akan dipilih mesin yang paling cocok untuk TF-X. “Kami berharap untuk memilih mesin sebelum akhir tahun ini,” kata pejabat SSM. “Itu akan membuka jalan bagi pembangunan tahap pertama.”
Sumber: defensenews.com
activate javascript