Osprey Akan Ganti C-2 Bulldog, Enggak Salah?

Osprey Akan Ganti C-2 Bulldog, Enggak Salah?

osprey

Angkatan Laut AS telah mengumumkan bahwa mereka akan mendapatkan tilt rotor V-22 Osprey untuk menggantikan pesawat   C-2A Greyhound (Bulldog). Sebuah pesawat dengan kemampuan Carrier On-board Delivery (COD) atau pengirim barang ke kapal induk. Apakah ini  bukan sebuah keputusan yang salah?

Upaya untuk mengganti C-2 Greyhound memang sudah berlangsung bertahun-tahun dengan tiga proposal utama yang diajukan sebagai solusi. Satu akan untuk membangun kembali atau membangun baru C-2   Bulldog yang didasarkan pada E-2D Advanced Hawkeye Airborne Early Waring and Control (AEW & C). Grumman E-2 bisa dikatakan sebagai sepupu C-2 pada 1960-an. Dua usulan lain termasuk pengadaan tilt rotor V-22 Osprey dan rencana baru oleh Lockheed Martin untuk membangun kembali sebagian S-3B Viking untuk menjadi pesawat COD.

c-22

Dalam memo Pentagon yang dirilis awal Januari 2015 jelas bahwa Angkatan Laut akan membeli empat Osprey setiap tahun dari fiskal 2018-2020 yang ditujukan untuk Marinir dan USAF. Secara total, kebutuhan 48 HV-22 untuk menggantikan C-2 secara penuh. Ini akan menjadi tambahan 360 persyaratan Osprey bahwa USMC memiliki persyaratan Angkatan Udara Komando Operasi Khusus 50, sehingga total Osprey membeli untuk DoD ke 458.

Pada masa lalu Angkatan Laut AS berencana membeli ratusan Osprey untuk digunakan dalam lift vertikal dan transportasi serta untuk perang anti-kapal selam dan kontrol laut. Namun rencana itu dibatalkan. Tapi tetap saja, konsorsium Bell-Boeing Osprey berharap bahwa misi COD bisa menyalakan kembali minat layanan terhadap Osprey. Tetapi faktanya  dengan harga Osprey hampir $ 70 juta per unit itu sangat mahal. Angka itu hampir dua kali lipat MH-60R dan sekitar tiga kali lipat dari MH-60S.

Sementara Greyhound bisa terbang lebih cepat, jauh lebih tinggi, memiliki kargo yang lebih besar, mampu membawa mesin jet tempur terbaru dan memiliki jangkauan yang lebih panjang, semua komponen penting yang memungkinkan operator beroperasi jauh dari pantai bahkan dalam cuaca buruk. Sedangkan keunggulan V-22 hanya satu yakni memiliki kemampuan untuk mendarat dan lepas landas secara vertikal. Angkatan Laut melihat kemampuan ini sebagai sesuatu yang dapat mengubah jalan distribusi logistic ke kelompok tempur kapal induk.

c-2 e

Berdasarkan konsep logistik baru, HV-22 akan misi terbang dukungan langsung ke kapal yang lebih kecil dalam kelompok tempur.  Berbeda dengan Greyhound HV-22 tidak perlu membongkar muatan terlebih dahulu di kapal induk kemudian menyebarkan logistic ke kapal kecil menggunakan H-60. HV-22 bisa langsung mendarat di kapal yang hendak dituju.

Tetapi apakah nilai lebih lain seperti kemampuan terbang di atas badai kabin, jarak yang dua kali lipat harus dikorbankan begitu saja?.  Bahkan tampak bahwa dengan memilih V-22 untuk COD, Angkatan Laut akan mengorbankan kinerja baku dan kemampuan ketika datang ke misi COD di hampir segala hal. Pilihan ini akan membatasi akses kelompok tempur kapal induk untuk kecepatan logistic tinggi saat jauh di tengah lautan. Apalagi Amerika harus melakukan misi strategis di Pasifik yang sangat luas dan jauh dari daratan.

Sepertinya Angkatan Laut akan menyesal untuk meninggalkan Bulldog dan tetap memilih Osprey. Tetapi kita lihat saja nanti