Angkatan Udara Amerika kekurangan jumlah pilot pesawat tempur karena memaksa pemotongan struktur. Selain itu peningkatan perekrutan oleh maskapai komersial juga telah menyebabkan banyak pilot untuk beralih ke penerbangan sipil.
Jumlah pilot yang ada dalam tugas aktif Angkatan Udara adalah 520 dengan perkiraan akan terus memburuk kondisinya karena peningkatan perekrutan penerbangan swasta serta pemotongan anggaran yang terus terjadi. Hal tersebut disampaikan dalam kesaksian kepada komite Angkatan Bersenjata Senat oleh William LaPlante, asisten sekretaris untuk akuisisi; Letjen James Holmes, wakil kepala staf untuk rencana strategis dan persyaratan; dan Letjen Tod Wolters, wakil kepala staf untuk operasi.
“Kekurangan ini merupakan evolusi dari pengurangan struktur kekuatan yang memotong skuadron tempur tugas aktif dan skuadron tempur pelatihan untuk jumlah yang tidak dapat mempertahankan persyaratan billet. Akibatnya, Angkatan Udara saat ini tidak dapat memproduksi dan meningkatkn jumlah pilot pesawat tempur secara ideal.”
Angkatan Udara memprioritaskan untuk menjaga cockpits operasional penuh, menyebabkan penurunan keahlian operasi udara selama perencanaan tingkat yang lebih tinggi dan penurunan pengalaman tempur pilot. “Tanpa pilot pesawat tempur tersebut, Angkatan Udara akan sangat tertantang untuk terus memberikan supremasi udara,” bunyi kesaksian itu seperti dikutip US Air Force Time Jumat 20 Maret 2015.
Angkatan Udara memperkirakan industri penerbangan akan mempekerjakan sekitar 20.000 pilot selama 10 tahun ke depan, dan dengan mengubah persyaratan, perusahaan akan menargetkan penerbang militer meningkat, Kepala Staf Angkatan Udara Jenderal Mark Welsh mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat di hari Rabu.
Pembatasan anggaran telah membatasi jumlah jam terbang yang tersedia untuk terbang, menyebabkan frustrasi di kalangan pilot. Hingga banyak yang kemudian beralih ke penerbangan sipil.