
Masa depan Perang Saudara Suriah sekarang bergantung pada kota Aleppo yang meupakan kota paling padat penduduknya. Setelah pusat pemberontakan anti-rezim di negara itu, Aleppo adalah salah satu benteng yang tersisa dari Tentara Pembebasan Suriah. Wilayah ini sekarang dikontrol oleh tiga kelompok yakni rezim penguasa pemberontak, dan ISIS.
Kekuatan tentara pembebasan Suriah dan tentara rezim Assad keduanya menganggap kota penting untuk dikuasai. Rezim Assad telah menunjukkan tanda-tanda ketegangan baru, pemotongan subsidi penting dan melarang orang-orang militer-usia meninggalkan negara itu untuk menjaga pasokan pasukan yang dapat digunakan.
Meski begitu, Assad mendedikasikan sumber daya untuk memerangi sana. Dilaporkan posisi pemberontak yang tersisa di Aleppo hanya menyisakan jalan yang menghubungkan daerah yang dikuasai pemberontak untuk posisi anti-rezim di dalam kota.

Keputusan pertempuran untuk menguasai kota bisa terungkap dalam beberapa bulan mendatang. Dan semua brigade perempuan yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Suriah mungkin mengambil bagian di dalamnya.
The Mother Aisha Brigade adalah kelompok pejuang wanita yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi dari seluruh negeri. Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat di Adam Heffez menulis dalam Ha’aretz pada pertengahan 2013.
Kelompok ini tidak bergabung dengan ISIS dan berafiliasi dengan sayap yang lebih sekuler yakni kelompok anti-rezim Suriah. Assad dan banyak elit rezim milik agama minoritas Alawit Suriah, sementara banyak kelompok yang menentang pemerintahannya mengidentifikasi dengan mayoritas Muslim Sunni di negara itu.
Dan inilah beberapa foto dari brigade tersebut


Menurut Reuters, “Para wanita ini tidak hanya beroperasi sebagai pejuang di garis depan Old Aleppo, tetapi juga bertanggung jawab atas dua rumah sakit lapangan untuk pejuang yang terluka dan sebuah kantor polisi untuk tahanan perempuan.


Sumber: businessinsider/ foto: Reuters