Brigade Wanita di Benteng Terakhir Suriah
Anggota batalyon menjalani pelatihan militer di distrik Salaheddine Aleppo pada tanggal 19 September 2013.

Brigade Wanita di Benteng Terakhir Suriah

Personel Mother Aisha batalyon memanjat melalui lubang di dinding sebuah rumah di garis depan Aleppo Castle pada 3 Januari 2015.
Personel Mother Aisha batalyon memanjat melalui lubang di dinding sebuah rumah di garis depan Aleppo Castle pada 3 Januari 2015.

Masa depan Perang Saudara Suriah sekarang bergantung pada kota Aleppo yang meupakan kota paling padat penduduknya. Setelah pusat pemberontakan anti-rezim di negara itu, Aleppo adalah salah satu benteng yang tersisa dari Tentara Pembebasan Suriah. Wilayah ini sekarang dikontrol oleh tiga kelompok yakni rezim penguasa pemberontak, dan ISIS.

Kekuatan tentara pembebasan Suriah  dan tentara rezim Assad keduanya menganggap kota penting untuk dikuasai. Rezim Assad telah menunjukkan tanda-tanda ketegangan baru, pemotongan subsidi penting dan melarang orang-orang militer-usia meninggalkan negara itu untuk menjaga pasokan pasukan yang dapat digunakan.

Meski begitu, Assad mendedikasikan sumber daya untuk memerangi sana. Dilaporkan posisi pemberontak yang tersisa di Aleppo hanya menyisakan jalan yang menghubungkan daerah yang dikuasai pemberontak untuk posisi anti-rezim di dalam kota.

b41fqmvcmaalxqw (1)
Peta pertempuran di Aleppo.

Keputusan pertempuran untuk menguasai kota bisa terungkap dalam beberapa bulan mendatang. Dan semua brigade  perempuan yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Suriah mungkin mengambil bagian di dalamnya.

The Mother Aisha Brigade adalah kelompok pejuang wanita yang sebagian besar terdiri dari mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi dari seluruh negeri. Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat di Adam Heffez menulis dalam Ha’aretz pada pertengahan 2013.

Kelompok ini tidak bergabung dengan ISIS dan berafiliasi dengan sayap yang lebih sekuler yakni kelompok anti-rezim Suriah. Assad dan banyak elit rezim milik agama minoritas Alawit Suriah, sementara banyak kelompok yang menentang pemerintahannya mengidentifikasi dengan mayoritas Muslim Sunni di negara itu.

Dan inilah beberapa foto dari brigade tersebut

 

Anggota Mother Aisha Brigade membawa senjata saat mereka berjalan di sepanjang garis depan Aleppo Castle pada 3 Januari 2015.
Anggota Mother Aisha Brigade membawa senjata saat mereka berjalan di sepanjang garis depan Aleppo Castle pada 3 Januari 2015.

 

Umm Mohammad, lulusan master dan komandan batalyon Mother Aisha, berbicara dengan walkie-talkie di depan kantor polisi Suriah di Aleppo pada 3 Januari 2015
Umm Mohammad, lulusan master dan komandan batalyon Mother Aisha, berbicara dengan walkie-talkie di depan kantor polisi Suriah di Aleppo pada 3 Januari 2015

 

Menurut Reuters, “Para wanita ini tidak hanya beroperasi sebagai pejuang di garis depan Old Aleppo, tetapi juga bertanggung jawab atas dua rumah sakit lapangan untuk pejuang yang terluka dan sebuah kantor polisi untuk tahanan perempuan.

 

 

Anggota batalyon menjalani pelatihan militer di distrik Salaheddine Aleppo pada tanggal 19 September 2013.
Anggota batalyon menjalani pelatihan militer di distrik Salaheddine Aleppo pada tanggal 19 September 2013.

rtx13riu

Anggota Batalyon duduk bersama di sepanjang jalan di distrik Salaheddine Aleppo pada September 19, 2013
Anggota Batalyon duduk bersama di sepanjang jalan di distrik Salaheddine Aleppo pada September 19, 2013

Sumber: businessinsider/ foto: Reuters