Pentagon akhirnya mengakui F-35 yang selama ini diagung-agungkan sebagai pesawat tempur paling canggih telah memiliki banyak kesalahan dan masalah. Departemen Pertahanan pun juga telah bersumpah untuk tidak lagi mengulang pembangunan proyek super mahal.
Para pejabat telah membuat sejumlah daftar bagaimana pesawat paling mahal dalam sejarah program pertahanan di Amerika itu memiliki banyak malfungsi.
Masalah terbaru – yaitu, alarm palsu dari sensor ancaman yang terlalu sensitive mendeteksi hingga menjadikan F-35 seolah-olah terkepung bahaya. Selain juga masalah peralatan militer.
Bulan Februari 2015 lalu juga terungkap bahwa hacker bisa menyusup ke sistem komputer dan menjatuhkan pesawat tanpa harus menembakkan satu rudalpun. Kembali ke Juli lalu, FBI menangkap hacker China yang diduga mencuri informasi yang berkaitan dengan proyek ini.
Ada begitu banyak kemunduran yang akhirnya dalam proyeksi strategis 20 Angkatan Udara yang berjudul “America’s Air Force: A Call to the Future,” mereka bersumpah untuk tidak pernah lagi memulai proyek-proyek yang keterlaluan bersemangat seperti F-35.
Kantor Direktur Uji dan Evaluasi Departemen Pertahanan atau Department of Defense’s Office of the Director Operational Test and Evaluation sebagaimana dikutip Ria Novosti Sabtu 21 Maret 2015, menyebut ada banyak kemunduran selama pencobaan penerbangan langsung tahun lalu,
Beberapa kesimpulan yang dibuat lembaga tersebut adalah:
- Sistem perangkat lunak pesawat Blok 2B, yang sedang dalam uji kemampuan peperangan awal, memiliki kekurangan dengan navigasi dan akurasi, yang memperlambat integrasi senjata dan pengujian penerbangan, akibatnya menunda pembangunan seluruh pesawat.
- F-35 diberi sistem tangki bahan bakar yang didesain ulang setelah ditemukan model lama mampu menyebabkan interaksi berpotensi oksigen dan gas dalam F-35 meledak. Tapi, tes pada sistem yang didesain ulang menunjukkan masalah dalam integrasi pesawat akan memerlukan lebih banyak hardware dan software modifikasi. Lagi-lagi penundaan.
- Alam justru akan menjadi musuh F-35 karena pesawat akan rentan terhadap sambaran petir jika dipaksa untuk terbang dua kali dalam rentang 12 jam, kecuali tangki bahan bakar sering “dibersihkan” dengan “eksternal nitrogen. “
- Sebuah degradasi dalam sistem kontrol penerbangan sebagai misi berkembang menyebabkan F-35 untuk kesulitan melakukan serangan pada sudut tertentu selama kondisi udara intens.
- Bahkan helm pilot tidak beroperasi dengan benar, gagal untuk secara efektif menampilkan informasi penting saat pesawat melakukan maneuver ofensif dan defensif. Dampak terbesarnya dalam skenario di mana pilot manuver untuk mengalahkan tembakan rudal justru menjadi masalah besar.
- Sejumlah komponen F-35 memerulukan pemeliharaan lebih sering daripada yang diinginkan, termasuk ban, kursi ejeksi, layar kokpit elektronik, survival kit dan sistem oksigen on-board.
- Automatic Logistics Information System (ALIS) yang merupakan tulang punggung teknologi informasi F-35 juga bermasalah. Perangkat lunak ini bertugas memonitor semua operasi dalam pesawat dan memberikan informasi kepada pilot dan personel di darat sekitar masalah dengan pesawat. Nah, tulang pungguh ini juga retak.
- Menurut laporan itu: “ALIS memiliki beberapa kemampuan yangtertunda atau ditangguhkan atau dipaksakan dengan dengan kekurangan.