
Sebuah fragmen logam dari lokasi kecelakaan jatuhnya penerbangan Malaysia Airlines MH17 cocok dengan rudal permukaan keudara BUK buatan Rusia, dilaporkan RTLNieuws Belanda pada hari Kamis 19 Maret 2015.
Fragmen ini ditemukan oleh seorang wartawan Belanda di dekat daerah di mana pesawat terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur jatuh pada tanggal 17 Juli 2014, menewaskan seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 298 orang.
Penyiar Belanda RTLNieuws mengatakan telah memiliki pecahan logam yang diuji oleh ahli forensik internasional, termasuk analis pertahanan IHS Jane di London, yang mengatakan cocok dengan bahan peledak dari sistem rudal anti-pesawat Buk buatan Rusia.
Rudal Buk diluncurkan dari truk untuk terlibat pesawat dan helikopter yang berjarak 13 kilometer dari tanah.
Jatuhnya pesawat itu merupakan titik balik dalam konflik di Ukraina, yang lubang separatis terhadap pasukan Kiev.Kiev dan pendukung Barat-nya menyalahkan pemberontak atas kejadian tersebut dan kaku tekad pemerintah Barat untuk menjatuhkan sanksi terhadap kedua separatis terkemuka dan Moskow.
Dewan Keselamatan Belanda, yang menyelidiki penyebab kecelakaan itu, mengatakan penyelidikannya mendapatkan kemajuan dan fokus pada lebih banyak sumber dari hanya pecahan peluru.

Dalam kesimpulan awal yang dipublikasikan tahun lalu, dewan mengatakan, pesawat telah terkena proyektil kecepatan tinggi tetapi tidak menentukan sumber. “Bahan investigasi tambahan ini disambut baik, tetapi penting bahwa hal itu dapat disangkal menunjukkan bahwa ada hubungan antara materi dan pesawat jatuh,” katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
Sumber: Business Insider