
Beberapa minggu yang lalu, Belgia, Netherland (Belanda), dan Luxemburg (Benelux), menandatangani perjanjian yang mengatur operasi pertahanan udara gabungan pada rongga udara mereka.
Ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Belanda dan Belgia, dan Duta Besar Luksemburg di Belanda, perjanjian itu meratifikasi bahwa negara-negara penandatangan akan secara bergantian melakukan tugas pengawasan udara. Ratifikasi ini sebagai tindak lanjut letter of intent yang ditandatangani oleh tiga negara itu pada Oktober 2013.
Kesepatan ini dilakukan sebagai konsekuensi dari anggaran pertahanan yang menyusut sehingga juga berpengaruh pada kemampuan pertahanan mereka termasuk kemampuan untuk melindungi kedaulatan wilayah udara mereka sepanjang waktu.
Menurut laporan IHS Jane, kekuatan tempur dari Belgia dan Belanda akan menyediakan armada QRA (peringatan reaksi cepat). Jelas, tidak hanya akan operasi defensif meliputi isu ancaman militer, tetapi mereka juga akan berhadapan dengan pesawat musuh. Ini berarti bahwa skema baru kepolisian udara akan dilaksanakan tahun depan harus mengambil setiap situasi. Karena jika tidak maka bisa saja memunculkan situasi yang ribet.
Implikasi hukumnya yang cukup menarik. Menurut Jane, Belgia bisa meminta pejuang Belanda untuk menembak jatuh pesawat di wilayah udara Belgia dan juga, F-16 Belgia bisa diberi wewenang untuk menetralisir ancaman tersebut di wilayah udara Belanda.
Tentu ini akan memunculkan masalah hukum Eropa sehingga dibutuhkan waktu tambahan untuk membahas hukum operasi baru. Sebagai contoh, menurut euobserver.com, otoritas Luxembourg telah mengizinkan setiap penggunaan kekuatan mematikan atas wilayah mereka.
Situasi Luksemburg sangat mirip dengan Lithuania. Negara ini tidak memiliki kekuatan tempur yang relevan, maka bantuan dari para tetangga harus menyediakan kepolisian udara.
Yang menarik Angkatan Udara Kerajaan Belanda berencana mengganti F-16 mereka dengan F-35, yang kemungkinan akan tertunda karena masalah yang terkait dengan program Lightning II. Belgia juga akan menggantikan F-16 mereka yang sepertinya Rafale hendak mengisi posisi ini. Namun operasi kepolisian udara bersama dapat menyebabkan pilihan yang berbeda (termasuk F-35).
Terlebih lagi, kita tidak bisa membantu tetapi melihat bahwa inisiatif udara kepolisian bersama mungkin ditujukan untuk memperkuat kemampuan Benelux untuk mencegah potensi penyusup Rusia, yang selama ini tidak hanya telah aktif di wilayah Baltik, tetapi juga di dalam wilayah udara Inggris dan sering mengitari wilayah udara Belanda.