Angkatan Laut Filipina menerima dua kapal pendaratan berat kelas Balikpapan yang telah dipensiun oleh Australia.
Kapal pendaratan yang bernama Brunai dan Tarakan ini akan diserahkan setelah diperbaharui dengan peralatan keselamatan dan navigasi baru. Kelas Balikpapan memiliki kemampuan yang sangat baik untuk operasi amfibi, serta bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana. Pada 2013, Angkatan Laut Filipina menghadapi kesulitan dalam upaya bantuan selama Topan Haiyan karena kurangnya kemampuan sealift. Ini akan dibahas dengan pasokan dua kapal, kata angkatan laut Australia.
LCH akan mampu memberikan tenaga dan peralatan ke daerah-daerah yang dianggap tidak terjangkau misi bantuan bencana. Kapal dengan panjang 44.5m mampu berlayar dengan kecepatan maksimum 10k hingga 13k, membawa 180T kargo. Pemerintah Filipina juga mempertimbangkan pembelian tiga kapal pendaratan Australia yang tersisa yakni, Wewak, Betano dan Balikpapan. Angkatan Laut Australia menonakifkan kapal ini pada tahun 2012. Awal tahun ini, pembuat kapal PAL milik Indonesia mulai pembangunan pertama dari dua kapal sealift strategis (SSV) untuk Angkatan Laut Filipina.
