
Tentara Irak menyatakan membutuhkan bantuan dari pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat (AS), yang memiliki kemampuan udara mumpuni, untuk mengambil alih Tikrit dari ISIS.
“Kami memerlukan bantuan serangan udara dari sekutu pimpinan AS, yang memiliki peralatan canggih, termasuk Sistem Pengendali dan Peringatan Udara (AWACS), yang bisa menentukan kedudukan lawan dengan tepat,” kata komandan operasi letnan Jenderal Abdulwahab al-Saadi, Minggu 14 Maret 2015 dalam wawancara di Universitas Tikrit, utara kota kelahiran Saddam Hussein.
Tentara Irak, yang berperang di Tikrit, katanya melanjutkan, beberapa kali meminta kementerian pertahanan Irak mengajukan permohonan bantuan ke pasukan sekutu, namun serangan udara tersebut tidak pernah terjadi.
Saadi mengkritik kemampuan angkatan udara Irak, yang menurut dia terbatas dan tidak selalu cermat dalam menyerang musuh.
Dia memperkirakan ada alasan politik dibalik tidak adanya dukungan serangan udara dalam operasi selama dua minggu di Tikrit.
Pasukan Syiah Iran telah menjadi mitra utama Baghdad saat pembebasan Tikrit dan pemimpin tertinggi pasukan Iran Qassem Soleimani, beberapa kali terlihat di garis depan.
Pemerintah AS di Washington memperlihatkan sikap tidak nyaman dengan keterlibatan Iran dalam operasi tersebut.
Sementara serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS telah dilancarkan di beberapa misi memperebutkan wilayah Irak yang dikuasai ISIS, termasuk dalam serangan yang melibatkan tentara Iran yang didukung milisi Syiah. Namun untuk Tikrit, AS dan koalisi tidak memberi dukungan.
Comments are closed