Kesepakatan Rafale-India Tetap Terjebak Turbulensi

Kesepakatan Rafale-India Tetap Terjebak Turbulensi

rafale

Setelah sempat pembicaraan antara India dan Prancis terkait pengadaan 129 jet tempur Rafale menemukan titik temu, kini muncul lagi berita bahwa masalah itu masih berada pada turbulensi yang sulit untuk dipecahkan. Tetap belum ada kepastian soal kontrak meski kedua pihak sepakat untuk menempatkan masalah ini di trek cepat.

 

Bahkan kepergian Perdana Menteri Narendra Modi ke Perancis yang akan dilakukan beberapa waktu ke depan justru tidak akan membahas masalah tersebut.

“Ada beberapa masalah yang masih bertahan karena yang menjadikan kontrak akhir tertunda untuk waktu yang lama,” kata sumber-sumber pertahanan India seperti dikutip Economic Times Rabu 11 Maret 2015.

Berbicara tentang kemungkinan bahwa kesepakatan itu akan mencapai titik temu saat kunjungan Modi ke Perancis bulan depan, sumber dipertahankan keduanya tidak terkait.

“Kesepakatan Rafale kesepakatan tidak terkait dengan kunjungan resmi Perdana Menteri. Ini adalah dua hal yang terpisah. Kunjungan resmi tidak hanya tentang pertahanan,” kata sumber tersebut.

Mereka menjelaskan bahwa produsen Rafale – Dassault Aviation – tetap bertahan pada pendapatnya tentang transfer teknologi. Mereka tetap tidak menghendaki produksi pesawat di India.

Mereka juga bersikeras bahwa kesepakatan Rafale dan proyek pembangunan bersama dengan Rusia terkait Fifth Generation Fighter Aircraft (FGFA) adalah dua hal yang berbeda. “Tidak ada hubungan antara keduanya. Kami ingin mempercepat proses di depan FGFA, tapi hal itu tidak ada hubungannya dengan kesepakatan Rafale,” kata sumber tersebut.

Rafale dan Eurofighter Typhoon adalah satu-satunya yang tersisa di tahap terakhir tender pengadaan Medium Multi-Role Combat Angkatan Udara India Aircraft. “Rafale terpilih pada tahun 2012 karena penawar terendah.  Sesuai dengan Request for Proposal (RFP yang dikeluarkan pada tahun 2007 untuk 126 jet, 18 jet tempur akan diimpor dalam bentuk jadi sementara sisanya akan diproduksi Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) dibawah lisensi Dassault.

Pada bulan Februari, CEO Dassault Aviation Eric Trappier mengatakan bahwa harga tetap sama sejak hari pertama dan belum berubah dari RPF. Namun, sumber-sumber pertahanan bersikeras yang terjadi adalah sebaliknya.

Menteri Pertahanan Perancis Jean-Yves Le Drian bulan lalu juga mengadakan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan India Manohar Parrikar untuk menyelamatkan kontrak. Tetapi pembicaraan tingkat tinggi itu belum juga bisa menarik Rafale dari turbulensi di India.

 

 

5 Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Comments are closed