Para Elang AS ini Disebut Tak Ingin Ukraina Damai

Para Elang AS ini Disebut Tak Ingin Ukraina Damai

Perang Ukraina
Perang Ukraina

Sebuah laporan keras diturunkan majalah berita ternama Jerman Der Spiegel yang menohok Amerika sebagai biang keladi sulitnya perdamaian tercapai di Ukraina. Mereka yang disebut Der Spiegel sebagai AS Hawks atau para Elang Amerika telah sengaja merusak upaya damai yang dilakukan Jerman, Prancis dan Rusia.

AS Hakws adalah orang-orang garis keras Amerika.  Menurut Spiegel mereka termasuk orang-orang seperti Victoria Nuland, kepala urusan Eropa di Departemen Luar Negeri AS, dan Jenderal Philip Breedlove, Panglima Tertinggi NATO, berusaha untuk mengacaukan Rusia dan melemahkan pengaruhnya.

Jenderal Philip Breedlove
Jenderal Philip Breedlove yang disebut Der Spiegel sebagai salah satu Elang Amerika

Orang-orang ini mencoba untuk meningkatkan ketegangan antara Barat dan Rusia atas Ukraina, merusak upaya perdamaian yang dipimpin oleh Jerman dan Prancis.

Situasi yang relatif tenang di wilayah timur Ukraina menyusul perjanjian Minsk tidak bisa diterima para elang AS. Bukannya optimis bahwa gencatan senjata akan berjalan baik, Jenderal Breedlove memperingatkan pada akhir Februari bahwa situasi “makin parah setiap hari.”

Banyak komentar lain yang dibuat oleh komandan tertinggi NATO berkaitan dengan dugaan keterlibatan Rusia dalam krisis Ukraina yang membuat para pemimpin Jerman terkejut, karena klaim ini sering tidak didukung oleh data yang diberikan oleh intelijen BND Jerman.

“Jenderal Breedlove berulang kali membuat pernyataan yang tidak akurat, tidak tepat, bertentangan dengan kenyataan,” tulis Der Spiegel. Namun, ia menolak untuk merevisi pernyataannya dan mengatakan “Itu adalah normal bahwa tidak semua orang setuju dengan penilaian yang saya berikan.”

Berlin khawatir bahwa sikap Breedlove itu dapat membahayakan kredibilitas Barat, kata Der Spiegel. Akibatnya, Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier bertekad untuk membahas masalah tersebut dengan mitra Amerika John Kerry untuk menyingkirkan kemungkinan salah tafsir di masa depan.

Sementara Jerman dan Prancis berusaha untuk menstabilkan situasi di Ukraina, kelompok garis keras AS memiliki tujuan yang berbeda. “Bagi mereka, hasil dari semua ini adalah perubahan rezim di Moskow,” kata majalah itu seperti dikutip Ria Novosti.