Site icon

Serangan Pertama, AS Bisa Lesatkan 7.000 Rudal ke Rusia  

Kapal AS aktifkan sistam rudal Aegis / US Navy

Aegis Ballistic Missile Defense (BMD)
Aegis Ballistic Missile Defense (BMD)

Amerika juga terus mengembangkan kemampuan rudalnya. Rusia juga menjadi negara yang rawan terhadap kemampuan rudal Paman Sam ini. Rudal yang dikembangkan Amerika itu memiliki kemampuan peluncuran sampai 7.000 rudal dalam tahap serangan pertama terhadap Rusia pada 2015-2016.

Perancang senior pertahanan udara Rusia Pavel Sozinov mengatakan sebanyak 5.000 rudal jelajahakan diluncurkan dari kapal selam. Kepala Perancang Produsen Sistem Pertahanan Rudal dan Udara Rusia –Almaz-Antei ini juga mengatakan Amerika Serikat telah merancang-ulang tiga kapal selam nuklir klas Ohio untuk mempersenjatai kapal selam tersebut dengan rudal “cruise” dan bukan rudal balistik antar-benua. Masing-masing kapal selam itu dapat membawa sebanyak 154 rudal jelajah, katanya.

“Ini adalah potensi sangat besar serangan besar tahap pertama, yang harus diperhitungkan saat pembuatan pertahanan anti-rudal (Rusia)”, sebab itu dapat menimbulkan kerusakan besar bagi pasukan nuklir strategis Rusia, kata Sozinov dalam satu konferensi ilmiah di Moskow.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Oktober mengatakan Rusia akan menciptakan sistem peringatan rudal balistik yang berpusat di antariksa dan mampu mendeteksi peluncuran rudal taktis dan antar-benua, sebagai bagian dari upaya negeri itu untuk memperkuat pertahanan nasionalnya.

Sistem peringatan dini yang berpusat di antariksa tersebut diperkirakan akan beroperasi pada 2020, atau bahkan lebih dini, kata Sozinov, “untuk menyediakan peringatan terus-menerus peluncuran rudal balistik”.

Sementara itu Rusia juga telah mengembangkan sistem pertahanan rudalnya sendiri yang serupa dengan US Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan pelindung rudal balistik jarak-jauh yang berpusat di Bumi, Midscourse Defense, kata Sozinov.

Tindakan tersebut bertujuan untuk lebih memperkuat kemampuan sistem keamanan Rusia guna mengidentifikasi sasaran berupa rudal dengan ketinggian menengah dan tinggi. Saat ini, kemampuan mereka terbatas pada pendeteksian sasaran musuh pada ketinggian rendah atau sangat rendah, katanya.

“Sistem yang setara dengan THAAD sedang dikembangkan dan akan memulai uji coba dalam waktu dekat di Rusia, sehingga memungkinkan kami mencegat rudal balistik jarak-menengah dan rudal antar-benua pada skala terbatas,” kata Sozinov, yang dikutip oleh kantor berita RIA Novosti beberapa waktu lalu.

Kemajuan mencolok telah dicapai ke arah produksi bahan bakar buat rudal pencegat dan lapisan penghalang panas yang dapat menanah panas sampai 3.500 derajat Celsius, tambah kepala insinyur tersebut.

activate javascript

Exit mobile version