TERLALU MAHAL
Dalam pasukan Rusia, helikopter baru ini diterima dengan baik. Kabar mengenai helikopter ini juga tersiar di kota Torzhok. “Mi-28N adalah helikopter yang sangat kecil namun padat berisi. Helikopter ini dapat melakukan putaran 70 derajat dan terbang menukik hingga 60 derajat. Semua itu bisa dilakukan hanya dengan menggerakan gagang kendali beberapa milimeter saja. Helikopter ini juga sangat sensitif namun tahan terhadap angin yang berhembus dari samping. Mi-24 tidak memiliki kemampuan itu”.
Setelah meraih kesuksesan di Rusia, helikopter buatan Mil ini rencananya akan memperkuat posisinya di pasar luar negeri. Pada 2008, Direktur Jendral Rostvertol, B. Slyusar, menyebut India, Algeria, Tiongkok sebagai pembeli helikopter yang berpotensial. Pada periode yang sama, Venezuela menunjukkan ketertarikannya terhadap Mi-28N. Petinggi Rosvertol bahkan mengumumkan rencana penandatanganan kontrak dengan negaraAmerika Selatan tersebut pada 2009.
Akan tetapi, kontrak tersebut tidak berjalan baik dengan Venezuela. Tiongkok pun tidak menyatakan ketertarikannya. Sedangkan dalam tender penyediaan helikopter ke India, 22 unit helikopter “pemburu malam” ini kalah oleh saingan lamanya AH-64D. “Kedua helikopter tersebut dibuat dengan baik, akan tetapi helikopter AS menunjukan keunggulannya dalam beberapa spesifikasi kunci, seperti kemampuan tingkat lanjut dan penggunaan dalam segala cuaca,” demikian komentar Badan Militer India atas hasil tender tersebut.
Pada 2012 diketahui bahwa helikopter terbaru Rusia ini akan dibeli oleh Irak, yang kurang dari setahun sebelumnya, telah ditinggalkan oleh tentara AS. Uniknya, jalur ekspor Mi-28 justru dimulai dari negara tersebut. Pada 1990 silam, Mi-28 harus mulai masuk ke Irak. Namun kontrak kala itu diputus akibat peperangan di Teluk Persia. Tahun 2012, pemesanan 15 unit Mi-28N seharga 4,3 miliar dolar AS masuk dalam kontrak pengadaan alat perang dari Rusia.
Kesuksesan selanjutnya datang tahun ini. Pada Februari lalu, Mi-28NE dalam jumlah yang belum diketahui pasti sudah dipesan oleh Mesir. Sementara pada Maret, perundingan dengan Algeria yang berlangsung sejak 2007 berakhir dengan pemesanan 42 helikopter sekaligus.
Sumber: RBTH
Comments are closed.