
Masalah masih saja menerpa program F-35 Joint Fighter Strike (JSF). Kali ini dialami varian F-35B yang tidak bisa menggunakan Small Diameter Bomb II (SDB II) karena teluk untuk menempatkan pesawat ini terlalu kecil. Padahal bom ini dianggap sebagai yang paling canggih dan dirancang khusus untuk pesawat paling mahal di dunia itu.
F-35B merupakan varian yang mampu lepas landas pendek dan vertical. Pesawat ini dirancang untuk marinir dan mampu beroperasi dari kapal induk maupun kapal lain yang lebih kecil. Sebelumnya direncanakan teluk itu bisa membawa hingga 8 SDB II. Tetapi kenyataannya ternyata hanya cukup untuk empat saja.
Joe DellaVedova, juru bicara Program F-35, mengatakan dalam sebuah wawancara pekan lalu bahwa perubahan harus dilakukan. DellaVedova juga mengatakan bahwa Lockheed Martin kemungkinan akan mendapatkan perubahan kontrak bawah garis pada tahun 2015. “Ini bukan masalah baru bagi kita,” kata DellaVedova kepada Inside Defense dan dikutip Daily Mail Minggu (01/03/2015). “Kami telah bekerja dengan program kantor SDB II dan kontraktor mereka sejak tahun 2007.
‘Masalah telah dikenal dan didokumentasikan dan perlu modifikasi pada pesawat untuk mendukung SDB II. Ini perubahan kecil yang ditunda sampai pesawat mencapai kemampuan penuh untuk memastikan bahwa perubahan yang dibutuhkan tidak akan berdampak negatif pada perkembangan SDB [II].”
Dengan masalah ini maka teluk senjata F-35B harus didesain ulang untuk bisa menampung senjata tersebut. Dan modifikasi ini akan masuk pada program blok IV yang kemungkinan baru selesai 2022.
Kantor Program Joint Strike Fighter sejauh ini belum mengakui secara terbuka masalah tentang masalah senjata tersebut. Program awal pesawat ini bisa membawa delapan SDB II di teluk internal dan 16 SDB II secara eksternal.
F-35B adalah salah satu dari tiga varian F-35 dan merupakan jenis paling mahal. F-35B memiliki kemampuan yang akan memungkinkan untuk lepas landas pendek dan pendaratan vertikal – seperti helikopter.
Di AS, varian ini akan digunakan oleh Korps Marinir. Sebanyak 353 F-35B sedang dibeli oleh Korps Marinir Amerika Serikat . Sedangkan Angkatan Laut Kerajaan Inggris juga telah memesan 48 pesawat tersebut untuk nantinya akan bergabung dengan kapal induk HMS Queen Elizabeth dan HMS Prince of Wales.
Eksekutif perusahaan Jeff Putih mengatakan Sistem senjata SDB II bisa sepenuhnya ditampung oleh F-35A versi Angkatan Udara dan F-35C versi Angkatan Laut AS. “Ketika kita cek A dan C pada dasarnya memiliki teluk yang sama. Ternyata tidak dengan B”
SDB II bisa terbang lebih dari 45 mil untuk menyerang sasaran bergerak. Ukuran SDB II lebih kecil dibandingkan sebelumnya yang digunakan oleh sejumlah pesawat tempur atau bomber. SDB II dapat menggunakan sejumlah teknik – termasuk inframerah, laser, dan radar homing untuk mencapai target.
Comments are closed