
Amerika mengakui telah mengirimkan pesawat mata-mata paling canggih mereka untuk memantau kawasan Laut China Selatan. Daerah yang terus menghangat seiring klaim sejumlah negara terhadap titik wilayah yang sama.
Angkatan Laut AS Kamis (26/02/2015) mengakui bahwa pesawat mata-mata yang mereka kirim berangkat dan pulang dari Filipina. P-8A Poseidon, pesawat yang dikirim dikenal sebagai salah satu pesawat pengintai yang paling canggih Amerika Serikat. Pesawat ini mampu mendeteksi dan memburu kapal selam. AS juga berencana untuk menggunakan pesawat untuk berbagi rincian data dan aktivitas di daerah tersebut secara real time dengan Filipina.
“Ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk bekerja bersama dengan angkatan bersenjata Filipina,” kata Letnan Matthew Pool dari Angkatan Laut AS seperti dikutip Ria Novosti dari Reuter Jumat (27/02/2015). “Berbagi kemampuan pesawat dengan sekutu kami akan memperkuat ikatan kami.”
Poseidons adalah pesawat yang sama yang digunakan untuk memburu pesawat Malaysia Airlines 370 yang hilang April lalu. Menurut pernyataan Angkatan Laut, P-8A telah login lebih dari 180 jam terbang selama periode tiga minggu yang berakhir pada tanggal 21 Februari.
Sebelum Poseidon, AS terbang dengan P-3C Orions dari pangkalan udara Filipina. Pesawat-pesawat itu telah beroperasi sejak perjanjian keamanan 2012.
Kolonel Restituto Padilla, juru bicara militer Filipina, mengatakan Orions telah diam-diam diganti tahun lalu. “Kami berharap pesawat pengintai lagi yang bisa digunakan di Filipina,” katanya.
Sementara AS secara resmi tidak memihak dalam perselisihan Selat Malaka, memiliki kepentingan dalam membantu Filipina yang merupakan sekutu dekat. Tetapi China menegaskan bahwa keterlibatan AS hanya mengobarkan permusuhan.
Comments are closed