Menteri Pertahanan Perancis Jean-Yves Le Tiriskan dan timpalannya dari India, Manohar Parrikar tampaknya telah menyelesaikan salah satu masalah utama yang menghambat kesepakatan $15 miliar Dollar AS dalam pembelian 126 jet tempur Rafale untuk Angkatan Udara India. Sebuah keputusan akhir diharapkan akan diambil sebelum Perdana Menteri Narendra Modi sebelum kunjungannya ke Prancis pada bulan April.
Salah satu kesepakatan diperkirakan tentang produksi dari 126 jet. Kesepakatan awal 18 yang akan dibeli siap pakai dari Perancis. Sisanya harus diproduksi oleh Hindustan Aeronautics Limited (HAL). Saemula Dassault ragu-ragu hal itu bisa menjamin kualitas jet yang diproduksi di India, karena tidak bisa mengontrol proses. Lebih penting lagi, Dassault memperkirakan bahwa jet dapat diproduksi lebih cepat, dengan jam kerja yang lebih sedikit, daripada jika diproduksi HAL.
HAL telah membantah bahwa tenaga kerja India tidak seproduktif di Perancis dan juga, tingkat otomatisasi di India kurang.
Pejabat Senior Kementerian Pertahanan mengatakan kepada NDTV Selasa (25/02/2015) bahwa soal jaminan kualitas telah disepakati. India nantinya akan mengajak Dassault untuk memeriksa jet dan menjamin kualitas. Atau, Dassault bebas untuk mengambil kontra-jaminan dari HAL pada proses dan input kualitas.Parrikar mengatakan ia tidak ingin mengomentari kemajuan kesepakatan karena dapat mempengaruhi laporan.
India telah memutuskan untuk membeli Medium Multi-Role Combat Aircraft pada tahun 2012. Kesepakatan itu awalnya senilai 12 miliar, namun kini diperkirakan telah melonjak menjadi sekitar 20 miliar Dollar AS.
Comments are closed