India Mencoba Track Cepat Pembangunan Kapal Induk
INS Vikramaditya

India Mencoba Track Cepat Pembangunan Kapal Induk

B_Id_439239_ins-vikramadityaIndia mencoba untuk masuk jalur cepat finalisasi rencana ambisius yang lama tertunda untuk memulai pembangunan kapal induk dalam negeri yang diharapkan akan menjadi kapal induk ketiga dan terbesar dari yang pernah dimiliki sebelumnya. Kapal induk itu akan memiliki bobot 65.000 ton.

Sistem propulusi kapal  belum juga diputuskan. Kini rencana berbelok untuk membangun kapal induk bertenaga nuklir.

Studi rinci angkatan laut yang sedang berlangsung untuk kapal induk ini dengan  nama proyek indigenous aircraft carrier-II  (IAC-II). Mereka harus bekerja cepat karena kapal induk INS Viraat mereka sudah cukup tua yakni berusia 56 tahun dan bisa dibilang macan ompong karena hanya dilengkapi 11 kapal Harrier yang juga sudah tua dan 2016 harus pension.

India memiliki rencana ke depan karena akan memakan waktu setidaknya 10-12 tahun untuk membangun IAC-II, yang akan menghasilan kapal induk INS Vishal, jika ingin pembangunan kekuatan mereka tidak terganggu. Terlebih China, setelah melantik kapal induk pertamanya Liaoning yang berbobot 65.000 ton pada September 2012 dan dikabarkan sedang membangun dua kapal induk lagi.

“INS Viraat akan dinonaktifkan setelah Fleet Review Internasional di Visakhapatnam pada bulan Februari 2016. Kapal ini tidak efektif dan membutuhkan biaya tinggi untuk reparasi. Karena memang sudah tua dilantik dari Inggris Mei 1987,” kata seorang petugas seperti dikutip Times of India Senin (23/02/2015).

INS Viraat yang harus pensiun 2016
INS Viraat yang harus pensiun 2016

Dengan dinonaktifkannya INS Viraat maka Angkatan Laut India hanya akan memiliki satu kapal induk seberat 44.400 ton yakni INS Vikramaditya, yang diperbaharui dari kapal Laksamana Gorshkov Rusia dan dilantik pada November 2013.  Program IAC-1 yang akan menghasilkan kapal induk seberat 40.000 ton INS Vikrant juga sedang dibangun di Cochin Shipyard akan siap untuk induksi hanya dengan 2018-2019 setelah penundaan yang lama.

Pembangunan INS Vishal juga tidak akan menjadi tugas yang mudah. Hal ini akan memakan waktu beberapa bulan lagi untuk “menyelesaikan tonase yang tepat dan jenis propulsi, pesawat dan parameter lainnya” untuk IAC-II. “Pemerintah akan harus mengambil panggilan terakhir,” kata petugas yang lain.

Tetapi dipastikan kapal induk akan memiliki konfigurasi CATOBAR (catapult assisted take-off but arrested recovery) untuk meluncurkan jet tempur dan pesawat yang lebih berat. Menjelang akhir ini, India telah meminta AS untuk berbagi teknologi untuk EMALS (electromagnetic aircraft launch systems) yang dikembangkan oleh General Atomics.

INS Viraat, INS Vikramaditya dan INS Vikrant semua dalam konfigurasi sky jump miring untuk lepas landas pesawat dan STOBAR (short take-off but arrested recovery) “Konfigurasi ini akan membatasi operasi penerbangan hanya jet tempur seperti MiG-29K. Dengan CATOBAR, IAC-II juga akan mampu menangani pesawat yang lebih berat untuk pengawasan, peringatan dini, peperangan elektronik dan operasi lainnya,” katanya.