Kapal induk Prancis Charles de Gaulle (R91) telah memasuki Teluk Persia dan diperkirakan akan segera memulai misi serangan terhadap ISIS di Irak dan Suriah, para pejabat pertahanan mengatakan USNI Berita Jumat (20/02/2015).
Kapal masuk dengan melintasi Selat Hormuz dan memasuki wilayah itu pada 15 Februari 2015 setelah menyelesaikan operasi di Teluk Aden dan diatur untuk bergabung dengan USS Carl Vinson (CVN-70) guna melakukan serangan udara.”Mereka berada di Teluk [Persia],” kata juru bicara Operasi Resolve Inherent. “Mereka belum operasional belum tapi kemungkinan akan segera melakukan misi.”

Presiden Prancis François Hollande mengumumkan misi pada 14 Januari, seminggu setelah serangan di Paris pada kantor majalah satir Charlie Hebdo. (BACA: CHARLES DE GAULLE DAN KISAH PALING MEMALUKAN PRANCIS)
Pesawat Prancis merupakan yang pertama bergabung dengan AS dalam serangan pada ISIS di Irak dan Suriah di bawah Operasi Chammal.
Charles de Gaulle adalah andalan dari Task Force 473, kelompok pertempuran Prancis yang berlayar dari Toulon pada bulan Januari. Dalam kelompok tempur ini terdapat kapal perusak kelas Forbin Chevalier Paul (D621) dan setidaknya satu kapal selam nuklir.

UK Royal Navy Type 23 Frigate HMS Kent (F78) menyediakan dukungan anti-kapal selam (ASW) untuk de Gaulle, menurut laporan pers Inggris.
Sampai saat ini, Perancis telah terbang sorti dengan sekitar 10 pesawat mereka untuk informasi, pengawasan dan pengintaian (ISR). Aset udara Charles de Gaulle ‘s antra lain dua skuadron pesawat tempur: 11F (atau Flotille) dan Dassault Rafale M, 17F dan Dassault Etendard Super Modernise (SEM).