
Kepala Staf Angkatan Udara India Arup Raha menyatakan SU-30 Rusia tidak bisa menggantikan Rafale Prancis. Kedua pesawat itu dalam posisi saling melengkapi tidak saling menggantikan antara satu dengan yang lain.
Di tengah keraguan yang terus merayap terkait nasib pengadaan 126 jet tempur Rafale untuk India, Raha mengatakan bahwa pasukannya tidak memiliki Rencana B dan bekerja hanya pada Rencana A.
Raha mengatakan kesepakatan Medium Multi-Role Combat Aircraft (MMRCA) yang telah memilih Rafale harus dilanjutkan.
Sumber-sumber pertahanan mengatakan bahwa India bisa membeli lebih Sukhoi Su-30 jika kesepakatan dengan Rafale gagal. Namun, Raha mengatakan, “MMRCA dan Sukhoi-30 memiliki persyaratan yang sedikit berbeda. Dan mereka memiliki kemampuan sendiri-sendiri. Mereka saling melengkapi satu sama lain tetapi tidak saling menggantikan,” katanya di sela-sela Aero India 2015 di Benglaru Jumat (20/02/2015).
Ditanya tentang jet tempur Rafale, ia mengatakan ia akan lebih suka menyebutnya MMRCA. “Rafale telah dipilih sebagai L1 (penawar terendah). Ini adalah pengganti. Adalah penting bahwa kita memiliki MMRCA dan kita perlu memiliki itu dalam waktu yang sesingkat mungkin,” kata Raha dikutip indiatimes.com.
Dia mengatakan MMRCA bisa mengisi kesenjangan di Angkatan Udara. Dia menambahkan jika kesepakatan itu disepakati hari ini, skuadron pertama baru akan terbentuk dalam tiga tahun dan yang berikutnya dalam 5-6 tahun.
Ditanya apakah gaya memiliki Rencana B jika kesepakatan tidak terjadi, Raha mengatakan, “Tidak, kami tidak memiliki Rencana B seperti yang sekarang. Kami hanya bekerja pada Rencana A”.
Rafale yang terpilih pada tahun 2012 oleh Departemen Pertahanan tetapi kontrak akhir belum ditandatangani. Sesuai dengan RFP (request for proposal) yang diterbitkan pada tahun 2007, 18 jet akan diimpor dan sisanya 108 diproduksi di bawah lisensi oleh Hindustan Aeronautics Ltd (HAL). Masalah ini yang masih menjadi perdebatan.