
Mesir mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa mencabut embargo pesenjataan atas Libya di tengah agar itu memiliki kemampuan untuk melawan ISIS.
Desakan itu disampaikan Rabu (18/02/2015) dalam dialog di New York saat pertemuan Dewan Keamanan PBB, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan bahwa pemerintah Libya memerlukan persenjataan lebih baik untuk memerangi pegaris keras di wilayahnya.
Pernyataan resmi pemerintah disebutkan Shoukry juga meminta Dewan Keamanan ikut bertanggung jawab atas keamanan memburuk di Libya dan mencabut larangan pengiriman senjata ke negara tersebut.
Selain itu, Shoukry meminta negara di kawasan Afrika Utara mendukung usaha pemerintah Libya menegakkan kewenangan dan mengembalikan ketenangan negaranya.
Shoukry, yang telah bertemu dengan perwakilan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan, meminta agar PBB mengambil langkah-langkah untuk mencegah kelompok teroris mendapatkan senjata secara ilegal.
Mesir sendiri mencari dukungan PBB untuk membentuk aksi internasional setelah negara tersebut meluncurkan serangan udara terhadap Negara Islam (IS) di Libya sebagai respon pemenggalan terhadap 21 warga Mesir pemeluk Kristen Koptik oleh kelompok bersenjata tersebut.
Pemerintah Libya yang diakui secara internasional mengatakan bahwa embargo persenjataan oleh PBB sejak awal pemberontakan tahun 2011 untuk penggulingan rejim Muamar Khadafi menjadi hambatan dalam usaha mengambil kendali atas negara.
Kelompok keras menguasai Ibu Kota Libya, Tripoli dan kota utama lain, yang membuat pemerintah harus memindahkan kekuasaannya ke bagian timur negara tersebut.