Modal Nekat, Laki-Laki ini Sukses Bikin Pesawat Sendiri

Modal Nekat, Laki-Laki ini Sukses Bikin Pesawat Sendiri

Greg Swingle benar-benar nekat. Tanpa pengetahuan soal pesawat, tidak memiliki kemampuan terbang, laki-laki asal Ohio Amerika ini nekat membuat pesawat terbang sendiri. Hasilnya gimana coba?

swing4
Swingle saat akan landing

Tak disangka memang, sesuatu yang sebelumnya disebut orang lain sebagai tindakan gila dan hendak bunuh diri justru berakhir sukses. Swingle berhasil membuat sebuah pesawat Rans S-7. Pesawat itu pun telah melanglang hingga Alaska.

Pesawat dibuat di gudang milik keluarganya di Philo, Ohio. Untuk terbang dan mendarat dia menggunakan padang rumput yang ada di belakang rumahnya yang biasa untuk kandang sapi. Wusss…pesawat bisa terbang dan mendarat secara mulus.

Swingle membangun pesawat ini benar-benar sendirian. Tanpa tanpa pengetahuan tentang pesawat bahkan bagaimana cara terbang pun tidak dia tahu. Hanya kemauan yang dia miliki.

swing3
Mendarat dengan mulus

Cerita berawal ketika pada 2006 dia berdiri di sebuah tempat tinggi yang ada di sekitar padang rumput di belakang rumahnya. Tempat dia bermain ketika kecil. Lalu muncul pemikiran pasti akan lebih indah memandnag tempat itu dari langit “Segala sesuatu tampak begitu berlapis dan indah,” kata Swingle. “Saya memutuskan saya ingin melihatnya dari langit hingga mendapatkan pemandangan pertanian yang luas.”
Pikiran pertama kala itu adalah membeli semacam gantole atau parasut. Tetapi penggemar penerbangan John Krumlauf menasihatinya untuk tidak melakukan hal itu karena terlalu berbahaya. “Dia bilang ke saya tidak ingin membaca saya di koran (karena meninggal dunia kecelakaan),” kata Swingle sambil menyeringai.
Krumlauf kemudian bercerita tentang bush plane pesawat ringan yang biasa digunakan untuk daerah terpencil dan daerah pertanian. Pesawat ini juga kerap disebut pesawat padang rumput karena menggunakan landasan rumput.

swing2
Di padang rumput belakang rumah

Dan itulah yang mengganggu pikirannya: sebuah pesawat yang bisa terbang dari halaman belakang rumahnya. Dia pun membeli peralatan pembuatan pesawat dan mulai bekerja. Butuh waktu 21 bulan untuk menyelesaikan proyek. Dan selama itu pikiran negatif datang dan pergi. “Saya kadang berpikir apakah ini akan bisa terbang?” ujarnya.

Beberapa orang yang melihat upaya Swingle juga skeptis dan tidak percaya dia bisa menyelesaikan proyek gilanya itu. Swingle dinilai terlalu ambisius: “kau gila,” “Anda akan bunuh diri” kata orang-orang itu. Tetapi mental Swingle tidak kendur dia terus melangkah.”Aku hanya perlu mendengar mereka. Dan saya ingin membuktikan mereka salah,” tegasnya.

swing7
6 Jam sehari bekerja membuat pesawat selama 21 bulan

Selama enam jam sehari Swingle bekerja membuat pesawat dan membangun landasan pacu. Dia meratakan bagian padang rumput sepanjang 900 meter untuk landasan. Pertanyaan selanjutnya adalah dia harus belajar terbang. Dia pun mendapat arahan dari Bob Norman dari Parr Airport. Dan ketika izin dari FAA turun pada 12 Juni 2008, pada hari itu juga dia langsung terbang perdana dengan S-7.

“Setelah saya punya pesawat sendiri di udara, saat itulah benar-benar menyenangkan,” katanya. “Saya melihat ke luar jendela saya bisa melihat atap rumah saya. Aku bebas untuk menguji batas-batas dan menjelajahi langit. “Dalam beberapa minggu pelayaran perdananya pesawatnya itu, Swingle terbang solo ke Alaska. Dia mendapat sorotan sejumlah media karena keberaniannya tersebut.

swing5
Ohio Bus Planes

Swingle mengklaim banyak inspirasinya datang dari orang-orang yang bertemu saat bepergian. Orang seperti Timmy O’Neill, seorang pendaki gunung kelas dunia dan komedian yang mendirikan sebuah organisasi nirlaba untuk atlet luar dinonaktifkan. Atau Ben Watkins, yang menantang Swingle untuk mengikuti mimpinya dengan melakukan perjalanan ke Los Angeles dan kemudian ke Brasil untuk film dokumenter.
“Mereka mengilhami saya untuk keluar dan melihat dunia,” kata Swingle. Sejak membangun pesawat pertamanya, Swingle telah membangun S-7 lain, dimodifikasi dengan turbocharged yang bisa terbang lebih tinggi. Luar biasa!

Sumber: washington times