
Korea Utara menjadi salah satu negara yang sebenarnya dalam kondisi kritis peralatan. Negara ini masih menggunakan senjata kuno. Bahkan pesawat zaman Perang Korea pun masih digunakan.
Hal inilah yang memicu seringnya kecelakaan yang terjadi di negara tersebut. Sebuah sumber Korea Utara mengatakan kepada JoongAng Ilbo baru-baru ini bahwa pesawat MIG-17 jatuh di perairan akhir Mei. Setelah kecelakaan itu, Pyongyang mengeluarkan mandat yang menggraounded semua pesawat Angkatan Udara, termasuk MIG-17. “Tampaknya larangan terbang hanya baru-baru ini diangkat,” kata sumber itu.
Kecelakaan itu tidak lepas karena kurangnya perawatan pesawat mereka mengingat model jet tempur begitu usang dan pasokan suku cadang yang sangat terbatas.
MIG-17 dikembangkan pada tahun 1950 oleh Uni Soviet untuk mengimbangi F-86 Sabre Amerika dalam Perang Korea 1950-53. Korea Utara diperkirakan memperoleh MIG-17 di pertengahan 1950-an. Di seluruh dunia MIG-17 sudah pensiun. Bahkan tidak tercantum lagi dalam publikasi pertahanan karena umurnya. “Karena itu adalah model usang seperti itu, tulang yang melemah jika Anda membandingkannya dengan manusia, dan itu tidak mudah untuk menemukan bagian-bagian pengganti.” Kata seorang pejabat militer Korea Selatan
Korea Utara saat ini memiliki sekitar 100 MIG-17. Tetapi mereka menyadari tingginya risiko maka pesawat itu sangat jarang digunakan. Bahkan ada kabar pesawat itu nantinya akan digunakan untuk pesawat bom bunuh diri.
Bukan hanya pesawat, teknologi perang lain seperti kapal dan kapal selam juga sudah kuno. Oktober lalu, sebuah kapal Angkatan Laut Korea Utara tenggelam selama misi pelatihan di lepas pantai Wonsan. Saat Kim Jong-un difoto menghadiri latihan angkatan laut awal Juli 2014 tampak kapal selam hijau yang diduga adalah kelas Romeo dengan bobot 1.800 ton. Kapal produksi Rusia yang sudah sangat usang. Para pejabat militer menganggap kapal selam berusia lebih dari 30 tahun, mungkin 50 tahun.
“Kapal Angkatan Laut biasanya berubah setiap 20 sampai 30 tahun,” kata seorang pejabat Angkatan Laut Korea Selatan, menambahkan bahwa kapal selam itu masih dijalankan dengan sistem analog yang tidak mungkin ditemukan lagi di kapal saat ini. Artinya Korea Utara masih menggunakan senjata yang diperoleh dari China pada era resmim Kim Il Sung masih hidup.