
Militer Iran terus mengancam Israel menyusul serangan di Suriah yang mengakibatkan setidaknya satu komandan senior Iran dan sejumlah personel militer Garda Revolusi Iran tewas pada Minggu (18/012015)
Para pemimpin Iran militer berjanji untuk menghantam Israel dengan “petir yang menghancurkan” bersumpah untuk meruntuhkan rezim Zionis.Iran juga berjanji untuk meningkatkan dukungan militer bagi Palestina dan Lebanon untuk memungkinkan lebih banyak serangan di Israel, menurut laporan yang diterbitkan di media yang dikontrol pemerintah Iran.
“Garda Revolusi Iran akan tetap teguh di jalan runtuhnya rezim Zionis Israel melalui dukungan untuk para pejuang Lebanon dan Palestina, tapi kali ini dukungan yang akan berada pada skala yang lebih besar daripada dukungan selama perang 33 hari dan 51 hari melawan tentara Israel, “Mayor Jenderal Mohammad Ali Jafari, komandan IRGC.
“Kaum Zionis harus menunggu petir dahsyat dari kelompok perlawanan anti-Israel di kawasan itu,” kata Jafari, menjanjikan “respon menghancurkan” dan meningkatkan dukungan untuk kelompok teror regional yang menentang Israel.
Brig. Jenderal Hossein Dehqan, Menteri Iran pertahanan, yang baru-baru ini mengumumkan perjanjian senjata baru yang kontroversial dengan Rusia, memperingatkan akan datang “respon menghancurkan” sebagai imbalan dari serbuan Israel tersebut. “Zionis akan menerima jawaban yang menghancurkan pada waktunya,” Dehqan seperti dikutip The Washington Free Beacon Jumat (23/01/2015).
“Mempersenjatai Tepi Barat merupakan kebijakan utama Republik Islam dan kami akan menggunakan segala cara dan kapasitas untuk tujuan ini,” tambah Dehqan.
Meskipun beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB melarang Iran mentransfer senjata, Republik Islam terus menggerakkan lengan ke Irak dan Suriah untuk meningkatkan kekuatan melawan Negara Islam. Iran mengklaim untuk mengoperasikan situs di Suriah mampu memproduksi rudal canggih.
Mayjen. Mostafa Izadi, wakil kepala staf logistik Angkatan Bersenjata Iran, menyebut Israel hidup dalam “ketakutan” dari serangan Iran yang didukung oleh kelompok-kelompok seperti Hizbullah.
Sumber: The Washington Free Beacon
Comments are closed