India Akan Lakukan Panggilan Terakhir untuk Rafale

India Akan Lakukan Panggilan Terakhir untuk Rafale

SERVAL

NEW DELHI: India berencana untuk melakukan panggilan terakhir terkait kontrak senilai 20 miliar Dollar Amerika untuk pengadaan pesawat tempur Rafale. Keputusan itu akan diambil sebelum Perdana Menteri Narendra Modi mengunjungi Prancis dan Jerman pada bulan April.

Sumber kementerian pertahanan mengatakan keputusan India tetap akan diambil berdasar keputusan atau kesepakatan pembicaraan awal. Di mana dari 126 Rafale yang akan dibeli India 108 di antaranya di bangun di India oleh Hindustan Aeronautics Ltd (HAL) dengan transfer teknologi setelah 18 jet pertama disampaikan Dassault.

Kementrian Pertahanan telah menolak mentah-mentan upaya Dassault untuk mengubah baris harga. Jika Dassault terus mengingkari dari komitmen sebelumnya, India tak segan akan membatalkan kesepakatan.

Sumber juga mengatakan menteri pertahanan Manohar Parrikar telah menulis surat kepada Presiden Prancis Jean-Yves Le Drian bahwa India masih menunggu delegasi yang informasinya akan dikirim Prancis.

“Bola sekarang ada di tangan Prancis. India tidak bisa membiarkan pelanggaran kesepakatan di sebuah proyek besar, juga tidak dapat membiarkan negosiasi berlarut-larut tanpa henti. Panggilan akhir harus diambil, salah satu cara atau yang lain, “kata sumber itu.

Jika proyek MMRCA memang dibatalkan, itu akan membawa ke akhir proses seleksi tempur ketika diluncurkan oleh India pada Agustus 2007.  Setelah uji coba lapangan yang luas oleh pilot uji IAF, Gripen, MiG-35, F / A-18 ‘Super Hornet’ dan F-16 ‘Super Viper’ akhirnya tersingkir di babak awal. Selanjutnya, tawaran komersial  menyisakan dua pesaing yakni  Eurofighter Typhoon, yang didukung oleh Inggris, Jerman, Spanyol dan Italia, dan serta Rafale Prancis. Rafale kemudian dinyatakan sebagai pemenang pada Januari 2012, setelah mengalahkan Typhoon baik dalam hal biaya maupun transfer teknologi.

 

Sumber: TNN