WASHINGTON: Sebanyak 5.886 bom telah dijatuhkan koalisi pimpinan Amerika Serikat dalam menggempur ISIS di Irak dan Suriah selama operasi yang dimulai Agustus 2014. Jumlah ini melebihi jumlah bom yang dijatuhkan di Afghanistan dalam setahun. Sebagai perbandingan, tahun tersibuk sejak 2009 di Afghanistan melihat hanya merilis 5.411 bom yang dijatuhkan selama tahun 2011. Sementara pada 2014 adalah tahun paling sedikit serangan ke Afghanistan yakni sebanyak 2.363 rilis bom.
Serangan udara ini telah menempatkan kelompok ISIS pada posisi defensive. Pentagon juga tengah meneliti klaim bahwa warga sipil mungkin telah tewas dalam pemboman.
Juru bicara Pentagon Laksamana John Kirby. Selasa (06/01/2015) mengatakan pesawat koalisi dirilis 1.867 senjata pada bulan Desember 2014. Jumlah ini adalah yang tertinggi selama operasi
Komando Sentral AS, Rabu (07/01/2015) merilis rincian tentang target yang dihantam selama kampanye udara. Sebanyak 3.222 target hancur termasuk 184 Humvee, 303 kendaraan taktis, 673 posisi pertempuran, 259 target infrastruktur minyak dan 58 tank. “Kami melihat ISIS dalam sikap defensif di Irak, upaya apapun dari mereka telah dihentikan dan terlihat stabil dalam beberapa minggu terakhir,” kata Kirby.
Namun koalisi tidak akan lengah. Menurut Kirby ISIS masih mengancam kota Baiji, dan mengendalikan sebagian Mosul dan bagian dari provinsi Anbar.”Sangat banyak lingkungan diperebutkan, tapi apa yang tidak kita lihat, apa yang kita belum melihat dalam beberapa minggu terakhir telah setiap langkah ofensif diperbaharui dengan ISIL yang berarti,” kata Kirby.
Selain serangan udara, pesawat koalisi terbagn total sebanyak 2.164 untuk misi intelijen, pengawasan dan pengintaian, 1.992 sorti airlift dan airdrop dan 4.828 sorti penerbangan tanker dari bulan Agustus sampai Desember.
Sumber: Military Tims
Comments are closed