MOSKOW: Rusia baru-baru ini menolak permintaan China untuk membeli Tu-22 pembom strategis Supersonic yang akan digunakan untuk menggantikan bomber strategis China era Perang Dingin H-6.
Moscow’s The Russian Military Analyst Jumat (03/01/2014) melaporkan dengan ukuran yang besar dan kecepatan lambat, H-6 bomber dapat menjadi sasaran empuk bagi AS dan pertahanan udara Rusia selama operasi. China saat ini mengoperasikan 100 H-6 yang dirancang dari Tu-16 pembom strategis Uni Soviet yang dibeli dari Moskow pada tahun 1958. Varian dari H-6 upgrade adalah H-6K.
Kisaran tempur H-6K telah diperpanjang sampai 30.000 kilometer dari 18.000 kilometer. Pesawat ini dapat dilengkapi dengan enam CJ-10A rudal jelajah strategis yang dirancang berdasarkan KH-55 Rusia. Namun, modifikasi ini masih belum bisa mensejajarkan H-6K a dengan pembom B-2 Amerika dan Tu-22 Rusia. China telah berusaha untuk mengembangkan jenis baru dari pembom untuk menggantikan H-6 selama bertahun-tahun, tetapi sepertinya masih sangat kesulitan hingga China menggantungkan harapan pada Rusia. Beijing meminta agar Moskow mau menjual bomber Tu-22M3 atau transfer teknologi ke China. Namun permintaan ini akhirnya ditolak oleh Rusia. (VIT)
Sumber: Want China Times
Comments are closed