Turki Makin Bingung Soal Pembelian Pertahanan Udara

Turki Makin Bingung Soal Pembelian Pertahanan Udara

Sistem Rudal Patriot yang menjadi salah satu alternatif Turki
Sistem Rudal Patriot yang menjadi salah satu alternatif Turki

ANKARA – Turki telah mendesak penawar dalam kontrak bernilai miliaran dolar untuk pembangunan sistem pertama pertahanan udara jarak jauh dan anti-rudal untuk menyepakati perpanjangan keenam batas waktu untuk memperbaharui penawaran, Menteri Pertahanan Turki Ismet Yilmaz mengatakan 21 Desember. Sikap ini jelas menunjukkan negara itu makin kebingungan tentang teknologi mana yang harus dipilih.

“Kami telah meminta perpanjangan baru dari penawar terbaik kedua dan ketiga,” kata Yilmaz wartawan. “Kami telah meminta mereka untuk menyetujui perpanjangan baru batas waktu.”

Pada September 2013 Turki memilih China Precision Machinery Import Export Corp (CPMIEC) untuk membangun sistem pertahanan udara dan negosiasi kontrak dengan perusahaan ini yang telah berlangsung sejak saat itu. CPMIEC menawarkan solusi dengan biaya 3,4 miliar Dollar Amerika.

Tapi pembicaraan dengan CPMIEC, di bawah tekanan yang meningkat dari sekutu Barat yang menyebut sistem yang akan digunakan Turki buatan China yang tidak interoperable dengan aset NATO. Dan sejak itu pembicaraan pun menjadi tidak jelas.

Turki pada musim panas ini membuka pembicaraan paralel dengan dua penawar baru yakni Eropa Eurosam, pembuat Aster-30 serta konsorsium Raytheon dan Lockheed Martin yang menawarkan Patriot.

Pernyataan Menteri Yilmaz berarti bahwa pemerintah Turki meminta Eurosam dan Raytheon / Lockheed Martin untuk menyetujui perpanjangan keenam. Sejak September 2013, Turki memperpanjang batas waktu bagi dua perusahaan tersebut untuk memperbaharui proposal mereka hingga lima kali. Batas waktu terakhir adalah 31 Desember. “Kami terus berbicara dengan perusahaan China,” kata Yilmaz. “Setelah kami memperpanjang tenggat waktu sekali lagi, kontrak akan dinegosiasikan pada pertemuan Januari oleh Komite Eksekutif Industri Pertahanan.” Komite yang diketuai oleh Perdana Menteri Ahmet Davutoglu, adalah pembuat keputusan utama dalam program pengadaan utama.

Yilmaz menyebutkan prioritas Turki dalam program pertahanan udara adalah transfer teknologi, Co-produksi yang menjamin teknologi, pengiriman tercepat, dan harga yang masuk akal.

Program  T-LORAMIDS Turki  terdiri dari radar, peluncur dan pencegat rudal. Ini telah dirancang untuk melawan pesawat musuh dan rudal. Turki sampai saat ini tidak memiliki jarak sistem pertahanan udara.

Tanpa persetujuan NATO, akan mustahil bagi Turki untuk menggunakan sistem China.

Para pejabat NATO dan AS mengatakan sistem yang dibangun China tidak dapat diintegrasikan dengan gabungan aset pertahanan udara Turki dengan NATO dan Amerika Serikat. Mereka juga memperingatkan bahwa setiap perusahaan Turki yang bertindak sebagai sub-kontraktor lokal dalam program akan menghadapi sanksi AS serius karena CPMIEC telah disetujui di bawah Iran, Korea Utara dan Suriah Nonproliferasi Act. (VIT)

Sumber: Defense News

3 Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Comments are closed