WASHINGTON: Laju serangan udara terhadap ISIS di Irak dan Suriah oleh pasukan udara oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat tampaknya mulai melambat. Hingga 10 Desember 2014 dilaporkan hanya terjadi 45 serangan. Sementara pada sepanjang November terjadi 153 misi di Suriah dan 188 atas Irak. Pada bulan Oktober, jumlah masing-masing 231 dan 174. Sekretaris Angkatan Udara AS Deborah Lee James mengklaim pekan ini bahwa kampanye udara tetap bekerja tetapi memperingatkan bahwa “Kita berada di ini untuk waktu panjnag.”
Belum ada laporan tentang kemajuan signifikan oleh pasukan darat Irak untuk merebut kembali wilayah yang hilang direbut ISIS. “Mereka sedang mempersiapkan untuk serangan yang lebih luas,” kata Menlu AS keluar Pertahanan Chuck Hagel. Pemerintah di Baghdad mengakui korupsi dan inkompetensi dalam militer Irak menjadi penyebab lemahnya kekuatan mereka. AS telah mengirim 800 rudal Hellfire ke Irak namun menunda pengiriman F-16.
Namun, di Suriah, pasukan darat yang didukung koalisi telah membuat kemajuan di selatan, dan serangan udara terkonsentrasi di awal hingga pertengahan November sekitar Kobani, kota Kurdi di perbatasan Turki-Suriah. Meskipun 33 negara berpartisipasi dalam konferensi perencanaan Centcom bulan lalu, hanya 11 menyediakan kekuatan tempur udara. Angkatan udara Bahrain, Yordania, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah bergabung dengan Angkatan Udara AS dan Angkatan Laut untuk menyerang target di Suriah. Para mitra koalisi yang tersisa (Australia, Belgia, Kanada, Denmark-peserta baru dengan F-16 di Kuwait-Perancis dan Inggris) memilih untuk hanya terbang di Irak. (REY)
Sumber: AIN Online
Comments are closed.