Site icon

Putin Pulang, Jet Siluman Kelima India Tetap Ngambang

t-50

NEW DELHI: Presiden Vladimir Putin telah meninggalkan India setelah melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan Perdana Menteri negara tersebut. Tetapi dua hal yang diharapkan bisa mendapakan solusi justru tetap buntu.

Dua hal tersebut adalah program pembangunan jet generasi kelima atau fifth-generation fighter aircraft (FGFA) dan pembangunan pesawat transportasi multi peran atau military multirole transport aircraft (MTA).

Perjanjian antar pemerintah untuk pengembangan bersama dan co-produksi FGFA dan MTA yang ditandatangani pada tahun 2007. Namun dua proyek yang belum keluar dari kondisi loyo dengan dibayangi kekhawatiran India terhadap hal atas teknis, biaya dan masalah pengiriman.

India sangat tertarik pada proyek FGFA, dan bahkan meminta Rusia dalam kunjungan Putin bisa menyelesaikan masalah teknis dan  menekan agar jadwal sesuai jadwal mulai dari 2024-2025 dan seterusnya.

Kebuntuan atas MTA, yang awalnya dipertimbangkan untuk secara bertahap menggantikan armada AN-32 yang sudah menua tampaknya jauh lebih serius. India sekarang ingin memastikan kelangsungan biaya pesawat angkut bermesin ganda dibandingkan dengan pesawat serupa yang tersedia di pasar.

Ada juga pertanyaan tentang  perkiraan jadwal pengiriman MTA serta kegagalan untuk memenuhi persyaratan ketinggian.

Sementara Final R & D dan desain kontrak untuk FGFA, pada gilirannya, tergantung pada tiga tahun terakhir. India ingin mendapat jaminan program yang telah menelan dana 5,5 miliar Dollar Amerika tersebut. Rencananya India akan mendapatkan jet tempur generasi kelima yang didasarkan pada jet Rusia PAK FA T-50 hingga 127 pesawat dan akan dibangun di fasilitas Ozar Hindustan Aeronautics di Nashik, India total akan menghabiskan sekitar  25 miliar dollar untuk keseluruhan proyek. Ini adalah proyek pertahanan terbesar yang pernah dilakukan dengan Rusia.

India menginginkan kemampuan tempur siluman, performa mesin, sensor dan senjata termasuk dalam hal biaya sepenuhnya ditentukan dalam kontrak desain akhir. “Selain itu, kami ingin memulai melantik jet tempur itu sebelum jangka waktu 94 bulan yang ditentukan dalam draft kontrak,” kata seorang sumber.

“Putin kemungkinan untuk kembali dan meminta orang-orang untuk memilah masalah. Jika masalah diselesaikan, masih akan memakan waktu empat-lima bulan untuk kontrak desain akhir untuk menandatangani,” tambahnya. India sangat ingin melantik jet silumannya sebelum 2024-2025. (REY)

Sumber: TNN

Exit mobile version